128825-_1_-1200x800.webp

November 7, 2025 Primecare ClinicDiabetes

Sensasi rasa adalah fungsi dari salah satu panca indra, yaitu indra pengecapan yang dimiliki oleh manusia dan berperan penting dalam pemilihan makanan. Oleh karena itu, jika terjadi perubahan atau kondisi tidak normal pada sensasi rasa dapat menurunkan kualitas hidup karena dapat menimbulkan rasa tidak nyaman di mulut. Contoh kondisi abnormal dari sensasi rasa yaitu munculnya rasa logam di mulut pada penderita diabetes. 

Rasa logam di mulut adalah salah satu kondisi gangguan pengecapan yang umum terjadi pada penderita diabetes. Gangguan pengecapan (rasa) merupakan salah satu manifestasi oral yang sering ditemui pada penderita diabetes, baik diabetes mellitus tipe 1 maupun tipe 2. Namun, kondisi ini seringkali terabaikan karena penderita seringkali masih bisa menoleransi gangguan pengecapan tersebut.  

Fenomena Rasa Logam di Mulut pada Penderita Diabetes

Kelainan sensasi rasa dapat dibagi menjadi beberapa tipe, salah satunya dysgeusia. Dysgeusia merupakan gangguan rasa yang sering terjadi pada penderita diabetes, termasuk adanya sensasi rasa logam di mulut penderita diabetes. Selain itu, pada penderita diabetes juga dapat mengalami hipogeusia dimana hal ini menjadi tanda awal adanya neuropati diabetes. Kedua hal ini dapat berkaitan dengan jenis obat yang diminum penderita diabetes sebagai terapi penyakitnya.

Penyebab Rasa Logam di Mulut pada Penderita Diabetes

Rasa logam di mulut pada penderita diabetes dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:

1. Penggunaan obat 

Metformin dan Glibenklamid merupakan jenis obat antidiabetes (OAD) yang dapat menyebabkan gangguan rasa berupa rasa logam di mulut.

2. Gangguan saraf pusat

Hal ini dapat diakibatkan oleh kadar gula darah tinggi yang memengaruhi persepsi rasa.

3. Masalah kesehatan mulut

Selain gangguan saraf pengecap, kadar gula darah yang tinggi juga dapat memicu infeksi pada gusi dan penyembuhan luka pada mulut yang buruk.

4. Kekurangan Zink 

Zink (seng) adalah mikronutrien esensial yang berperan penting untuk menjaga metabolisme insulin, nafsu makan, dan pengecapan. Oleh karena itu, kekurangan zink dapat menyebabkan penurunan nafsu makan dan gangguan pada penciuman dan pengecapan. Dalam sebuah penelitian disebutkan bahwa penderita diabetes, baik diabetes tipe 1 dan 2 mengalami kekurangan zink yang berkontribusi pada sensasi rasa. 

5. Faktor oral lainnya 

Pada penderita diabetes sering terjadi infeksi oral, seperti kandidiasis (infeksi jamur pada mulut) pada lidah dan glositis atrofi (peradangan pada lidah yang ditandai dengan hilangnya sebagian atau seluruh papila pada lidah), yang juga dapat menjadi faktor penyebab atau kontributor adanya gangguan sensasi rasa.

Cara Menghilangkan Rasa Logam di Mulut pada Penderita Diabetes

Tentunya rasa logam di mulut dapat mengganggu kenyamanan bagi penderita diabetes karena dapat menurunkan nafsu makan dan rasa tidak nyaman di mulut. Untuk mengatasi hal ini maka penderita diabetes dapat melakukan beberapa cara seperti di bawah ini: 

1. Pengendalian glikemik

Mengontrol kadar gula darah dengan minum obat teratur dan menjaga pola hidup sehat 

2. Suplementasi zink oral

Suplementasi zink dapat meningkatkan sensasi rasa. Zink juga berperan untuk mempertahankan kadar gustin dan integritas kuncup pengecap. 

3. Menjaga kebersihan mulut 

Menjaga kebersihan mulut berlaku bagi semua orang, tidak hanya penderita diabetes yang merasakan sensasi rasa logam di mulutnya. Hal ini dapat dilakukan dengan rajin menyikat gigi dengan benar minimal saat pagi hari dan malam hari sebelum tidur. 

4. Pengobatan infeksi oral

Jika terdapat infeksi seperti kandidiasis dibutuhkan penanganan menggunakan obat anti jamur yang tepat dari dokter gigi dan tindakan kebersihan mulut. 

Rutin melakukan pemeriksaan gigi bergantung pada kondisi gigi dan mulut sesuai anjuran dokter gigi.

Kapan Penderita Diabetes Harus ke Dokter?

Rasa tidak nyaman yang akibat gangguan rasa pada penderita diabetes tentu harus mendapat penanganan dari dokter. Beberapa poin di bawah ini dapat menjadi acuan kapan penderita diabetes harus melakukan konsultasi ke dokter terkait adanya sensasi rasa logam di mulut, di antaranya:

  1. Jika rasa logam di mulut tidak kunjung hilang 
  2. Jika keluhan ini terjadi disertai gejala lain yang mengganggu
  3. Jika tidak ditemukan penyebab yang jelas

Penderita diabetes dapat berkonsultasi dengan dokter umum atau dokter spesialis penyakit dalam untuk pengelolaan diabetes secara umum, terutama untuk mengontrol kadar gula darah dan mencegah dari komplikasi. Jika ada keluhan di mulut, seperti adanya kandidiasis atau rasa logam di mulut yang belum hilang, padahal penderita sudah melakukan beberapa cara untuk menghilangkannya, penderita dapat melakukan konsultasi dengan dokter gigi. Jika dibutuhkan penanganan lebih lanjut karena adanya komplikasi, dokter gigi dapat merujuk ke dokter gigi spesialis penyakit mulut. 

Konsultasi Diabetes di Primecare Clinic

Primecare Clinic menyediakan program manajemen diabetes yang dapat membantumu untuk menurunkan kadar HbA1C. Kamu bisa konsultasi dengan dokter spesialis penyakit dalam dan dokter spesialis gizi klinik. Primecare Clinic juga menyediakan CGM untuk memonitor kadar gula darah sepanjang hari tanpa berkali-kali tusuk.

Primecare Clinic menyediakan layanan pemantauan, termasuk CGM dan pengelolaan gula darah bersama dokter spesialis penyakit dalam dan dokter spesialis gizi klinik. Segera periksa dan konsultasikan kadar gula darah sejak dini sebelum gejala muncul. Terdapat dr. Anak Agung Arie Widyastuti, Sp.PD, FINASIM yang merupakan dokter spesialis penyakit dalam dengan spesialisasi penyakit diabetes di Primecare Clinic.

Primecare Clinic menyediakan program manajemen diabetes, termasuk pemantauan CGM, edukasi gizi, dan pendampingan medis yang disesuaikan dengan kebutuhan untuk mencapai tujuan Anda seperti menurunkan HbA1C. Klik tautan ini untuk informasi selengkapnya!


692-_1_-1200x800.webp

November 6, 2025 Primecare ClinicDiabetes

Apakah kamu pernah mendengar tentang “diabetes basah”? Istilah diabetes basah biasanya digunakan masyarakat untuk menggambarkan luka yang sulit sembuh pada penderita diabetes.

Namun, sebenarnya istilah tersebut tidak ada dalam dunia medis, lho! Mari kita pahami tentang apa itu diabetes basah, gejalanya, dan cara mengatasinya di artikel ini! 

Apa Itu Diabetes Basah? 

Secara medis, diabetes basah tidak termasuk dalam klasifikasi jenis diabetes. Menurut pedoman penanganan diabetes oleh Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI), diabetes diklasifikasikan menjadi:

  • Diabetes tipe 1
  • Diabetes tipe 2
  • Diabetes gestasional
  • Diabetes tipe spesifik yang berkaitan dengan penyebab lain. 

Istilah diabetes basah adalah istilah awam yang merujuk pada luka terbuka yang cenderung basah, bernanah, dan sulit sembuh yang dialami oleh penderita diabetes mellitus. Dalam dunia medis kondisi tersebut disebut dengan “ulkus diabetikum”.

Penderita diabetes yang kadar gula darahnya tidak terkontrol dapat mengalami komplikasi berupa kerusakan saraf (neuropati diabetik) dan gangguan aliran darah. Berkurangnya sensasi, termasuk sensasi nyeri menyebabkan penderita diabetes tidak menyadari adanya luka kecil, terutama di bagian tubuh yang jarang terlihat.

Kondisi tersebut diperburuk dengan gangguan sirkulasi darah, sehingga area luka tidak mendapat cukup suplai nutrisi yang dibawa bersama aliran darah. Akibatnya, luka kecil bisa berkembang menjadi luka besar yang sulit sembuh, apalagi jika tidak segera mendapat penanganan yang tepat.

Kondisi luka bisa bertambah buruk jika tidak mendapat perawatan luka yang baik. Sel dan jaringan di area luka bisa mengalami nekrosis atau kematian sel dan jaringan. Jika terus dibiarkan akan menjadi gangren dan harus diamputasi. 

Gejala dan Ciri-Ciri Diabetes Basah

Gejala diabetes basah biasanya berawal dari luka kecil yang seringkali tidak disadari, lalu terinfeksi dan berkembang menjadi luka besar. Beberapa gejala dan ciri-ciri diabetes basah yang perlu diwaspadai antara lain:

  • Luka yang sulit sembuh, terutama di kaki, jari, atau tumit.
  • Keluar cairan dari luka, berupa nanah atau darah bercampur cairan berbau tidak sedap.
  • Kemerahan dan bengkak
  • Kulit sekitar luka tampak kehitaman (nekrosis) menandakan jaringan mati.
  • Rasa nyeri yang berkurang atau hilang, akibat kerusakan saraf.
  • Pada kasus berat, infeksi dapat menyebar ke tulang atau jaringan dalam.

Apa yang Harus Dilakukan Jika Mengalami Diabetes Basah? 

Penderita diabetes yang mengalami luka, misalnya luka lecet, harus segera mendapat perawatan luka yang tepat. Jika dibiarkan maka luka bisa bertambah parah dan rentan terinfeksi. Menangani luka diabetes tidak boleh dilakukan sembarangan. Berikut langkah yang perlu dilakukan jika mengalami gejala diabetes basah:

a. Segera ke Fasilitas Kesehatan

Jika penderita diabetes mengalami luka, maka segera bawa ke fasilitas kesehatan seperti klinik atau rumah sakit untuk mendapat penanganan yang tepat.

Dokter dan tenaga kesehatan akan menentukan tingkat keparahan luka dan memberikan perawatan luka yang sesuai. Luka akan dibersihkan dan dioleskan salep jika diperlukan.

Jika terdapat luka yang dalam, bernanah, atau menghitam, mungkin diperlukan tindakan oleh dokter bedah untuk membersihkan jaringan luka. 

b. Kontrol Kadar Gula Darah dengan Disiplin

Luka yang sulit sembuh pada penderita diabetes disebabkan oleh kadar gula darah yang tidak terkontrol sehingga terus-menerus tinggi. 

Oleh karena itu, penderita diabetes harus mengontrol kadar gula darah dengan disiplin. Konsultasikan dengan dokter agar mendapat pengobatan yang tepat. 

c. Lakukan Perawatan Luka Secara Rutin

Perawatan luka penting dilakukan agar luka tidak terinfeksi dan cepat sembuh. Lakukan perawatan luka secara rutin. Jika diperlukan, mintalah bantuan tenaga medis untuk melakukan perawatan luka. 

d. Perhatikan Tanda-tanda Infeksi

Bila luka semakin bengkak, menghitam, bernanah, atau mengeluarkan cairan serta terdapat gejala ssepert demam, segera ke rumah sakit untuk mendapat perawatan lebih lanjut. 

Cara Mencegah Diabetes Basah

Mencegah selalu lebih baik daripada mengobati. Berikut langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah diabetes basah:

a. Kendalikan Kadar Gula Darah

Menjaga kadar gula darah agar tetap stabil adalah kunci utama. Lakukan pemeriksaan gula darah secara rutin, ubah pola makan menjadi pola makan sehat dengan membatasi gula tambahan serta karbohidrat olahan.

Jika mendapat obat diabetes, maka konsumsi lah secara rutin sesuai dengan petunjuk dokter. 

b. Rutin Merawat Kaki

Kaki adalah bagian tubuh yang sering mengalami luka. Karena itu, periksa kondisi kaki setiap hari, terutama jika ada luka kecil, lecet, atau kapalan. Gunakan pelembab untuk mencegah kulit kering dan pecah-pecah. Pilih sepatu yang nyaman dan tidak sempit agar tidak menimbulkan tekanan atau gesekan pada kaki.

c. Rutin Kontrol ke Dokter

Pemeriksaan rutin penting dilakukan oleh penderita diabetes. Pemeriksaan rutin dapat membantu mendeteksi dan mencegah terjadinya komplikasi seperti gangguan pembuluh darah dan kerusakan saraf sejak dini. 

d. Hindari Merokok dan Alkohol

Merokok dan konsumsi alkohol dapat memperburuk kondisi diabetes. Selain itu, merokok juga menjadi faktor risiko gangguan pembuluh darah. Hal ini dapat mengganggu sirkulasi dan menghambat penyembuhan luka. 

Konsultasi dan Pemantauan Diabetes di Primecare Clinic

Primecare Clinic menyediakan layanan pemantauan, termasuk CGM dan pengelolaan gula darah bersama dokter spesialis penyakit dalam dan dokter spesialis gizi klinik. Segera periksa dan konsultasikan kadar gula darah sejak dini sebelum gejala muncul. Terdapat dr. Anak Agung Arie Widyastuti, Sp.PD, FINASIM yang merupakan dokter spesialis penyakit dalam dengan spesialisasi penyakit diabetes di Primecare Clinic.

Primecare Clinic menyediakan program manajemen diabetes, termasuk pemantauan CGM, edukasi gizi, dan pendampingan medis yang disesuaikan dengan kebutuhan. Klik tautan ini untuk informasi selengkapnya!


27544457-_1_-1200x803.webp

November 6, 2025 Primecare ClinicDiabetes

Diabetes adalah kondisi kadar gula darah melebihi normal yang didapat dari pemeriksaan kadar gula darah di laboratorium. Kondisi tingginya kadar gula darah dapat menyebabkan luka pada penderita diabetes sulit sembuh. Hal ini terjadi karena beberapa faktor di antaranya kadar gula darah tinggi menyebabkan sirkulasi darah ke jaringan tubuh kurang baik dan hilangnya sensitivitas saraf yang disebabkan oleh kerusakan saraf, terutama pada bagian kaki. 

Ada pula fenomena luka yang dikerumuni atau dikerubungi semut yang dikaitkan dengan diabetes. Namun, apakah benar jika seseorang memiliki luka yang dikerumuni semut sudah pasti mengidap diabetes? 

Penyebab Luka Dikerumuni Semut

Luka dikerumuni semut biasanya disebabkan oleh adanya zat atau cairan luka yang mengandung gula (glukosa) atau nutrisi lain yang dapat menarik perhatian semut. 

Pada kondisi luka yang mengeluarkan cairan, semut tertarik karena bau dan kandungan manis pada cairan tersebut. Luka yang lama sembuh dan dikerumuni semut dapat juga dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan, seperti penurunan daya tahan tubuh, infeksi, atau gangguan metabolik seperti penyakit diabetes yang menyebabkan tingginya kadar gula dalam darah dan luka sulit sembuh.

Apakah Luka yang Dikerumuni Semut Menandakan Adanya Diabetes?

Luka yang dikerumuni semut tidak selalu menjadi tanda seseorang menderita diabetes.

Diabetes yang tidak terkontrol menyebabkan kadar gula darah tinggi sehingga keringat, urin, atau bahkan cairan dari luka dapat mengandung gula yang dapat membuat semut tertarik. Jadi, luka yang dikerumuni semut dapat menjadi salah satu indikasi untuk melakukan pemeriksaan gula darah, tetapi bukan merupakan tanda pasti diabetes. 

Untuk mendiagnosis diabetes, perlu dilakukan konsultasi dengan dokter dan pemeriksaan kadar gula darah di laboratorium yang meliputi gula darah sewaktu (GDS), gula darah puasa (GDP), gula darah 2 jam setelah makan (GDPP), dan kadar HbA1C (gambaran rata-rata kadar gula darah dalam tiga bulan terakhir). 

Apa yang Harus Dilakukan Jika Luka Dikerumuni Semut?

Tentunya, luka yang dikerumuni semut akan menyebabkan ketidaknyamanan bagi penderitanya. Oleh karena itu, untuk mengatasi hal tersebut, penderita dapat melakukan langka-langkah seperti di bawah ini:

1. Lakukan Perawatan Luka 

  1. Cuci tangan terlebih dahulu dengan menggunakan air bersih dan sabun
  2. Bersihkan luka dengan menggunakan air bersih mengalir atau cairan NaCl (air infus steril) yang dapat dibeli di apotik terdekat
  3. Singkirkan semut pada area luka
  4. Keringkan luka dengan menggunakan kasa steril atau jika tidak ada dapat menggunakan kain bersih
  5. Oleskan salep antibiotik yang diberikan oleh dokter jika diperlukan
  6. Tutup luka dengan kasa steril
  7. Jaga kebersihan luka 

2. Lakukan Konsultasi dengan Dokter

Jika luka tidak membaik dalam waktu 2-3 hari, muncul nanah, berbau, atau bengkak segera lakukan konsultasi dengan dokter. 

Penderita dapat berkonsultasi dengan dokter umum atau dokter bedah untuk memeriksakan kondisi luka. 

Jika dibutuhkan, dokter akan mengarahkan untuk dilakukan pemeriksaan kadar gula darah di laboratorium. 

Konsultasi Diabetes di Primecare Clinic

Primecare Clinic menyediakan program manajemen diabetes yang dapat membantumu untuk menurunkan kadar HbA1C. Kamu bisa konsultasi dengan dokter spesialis penyakit dalam dan dokter spesialis gizi klinik. Primecare Clinic juga menyediakan CGM untuk memonitor kadar gula darah sepanjang hari tanpa berkali-kali tusuk.

Primecare Clinic menyediakan layanan pemantauan, termasuk CGM dan pengelolaan gula darah bersama dokter spesialis penyakit dalam dan dokter spesialis gizi klinik. Segera periksa dan konsultasikan kadar gula darah sejak dini sebelum gejala muncul. Terdapat dr. Anak Agung Arie Widyastuti, Sp.PD, FINASIM yang merupakan dokter spesialis penyakit dalam dengan spesialisasi penyakit diabetes di Primecare Clinic.

Primecare Clinic menyediakan program manajemen diabetes, termasuk pemantauan CGM, edukasi gizi, dan pendampingan medis yang disesuaikan dengan kebutuhan untuk mencapai tujuan Anda seperti menurunkan HbA1C. Klik tautan ini untuk informasi selengkapnya!


2612-1-1200x801.jpg

November 5, 2025 Primecare ClinicDiabetes

Masyarakat kerap membedakan penyakit diabetes menjadi diabetes kering dan diabetes basah. Padahal kedua istilah tersebut sebenarnya tidak ada dalam dunia medis. Diabetes dibagi menjadi diabetes 1, diabetes 2, diabetes gestasional, dan diabetes tipe spesifik yang berkaitan dengan penyebab lain. 

Istilah “diabetes kering” sering muncul di masyarakat untuk menggambarkan kondisi seseorang yang menderita diabetes, tetapi tanpa luka basah yang sulit sembuh. Apa saja gejalanya dan bagaimana mengatasi diabetes kering? Simak jawabannya di artikel ini! 

Apa Itu Diabetes Kering?

Secara medis tidak ada istilah “diabetes kering”. Namun, masyarakat menggunakan istilah ini untuk menggambarkan penderita diabetes yang tidak memiliki luka yang cenderung basah dan sulit sembuh. 

Diabetes adalah gangguan metabolik yang disebabkan oleh terjadinya resistensi insulin atau gangguan produksi insulin sehingga pengaturan gula darah terganggu dan kadar gula darah meningkat.

Penderita diabetes kering biasanya masih memiliki sistem kekebalan tubuh dan sirkulasi darah yang cukup baik, sehingga luka lebih cepat kering dan jarang terinfeksi. Namun, jika kadar gula darah tetap tinggi maka tetap berisiko mengalami komplikasi jangka panjang seperti kerusakan saraf, ginjal, mata, serta luka yang sulit sembuh. 

Gejala dan Ciri-Ciri Diabetes Kering

Gejala diabetes kering sama seperti gejala diabetes pada umumnya, hanya saja tanpa adanya luka atau infeksi kulit yang basah dan sulit sembuh. Beberapa tanda yang sering muncul antara lain:

Perlu diingat bahwa “diabetes kering” bukan berarti tidak bisa mengalami ulkus diabetikum, yaitu kondisi luka terbuka yang basah dan sulit sembuh. Karena tidak ada luka atau gejala infeksi kulit yang mencolok, banyak orang mengira kondisinya ringan. Penderita “diabetes kering” tetap bisa mengalami luka yang basah jika kadar gulanya tidak dikontrol dan terus tinggi dalam jangka panjang. 

Apa yang Harus Dilakukan Jika Mengalami Diabetes Kering? 

Mengalami diabetes kering berarti mengalami diabetes tanpa adanya luka yang sulit sembuh dan cenderung basah. Jika mengalami gejala diabetes kering seperti yang sudah dijelaskan di atas, maka harus konsultasi dengan dokter. 

Dokter akan melakukan pemeriksaan untuk mengetahui kadar gula darah serta pemeriksaan lain untuk mengetahui apakah ada komplikasi. Jika kadar gula darah tinggi, maka dokter akan memberikan obat, baik obat oral maupun insulin. 

Jika kadar gula darah terkontrol dan stabil dalam batas normal, maka sirkulasi darah akan tetap terjaga dan kerusakan saraf bisa dihindari. Dengan begitu, jika terjadi luka maka bisa sembuh dan kering. 

Cara Mengatasi dan Mencegah Diabetes Kering

Mengatasi diabetes kering berarti mengontrol kadar gula darah agar tetap stabil dalam jangka panjang. Berikut cara mencegah dan mengatasi diabetes kering:

a. Menjaga Pola Makan Sehat

Pola makan adalah salah satu pilar utama dalam manajemen diabetes. Pilih makanan dengan indeks glikemik rendah, seperti beras merah, sayuran, buah berserat tinggi, kacang-kacangan, dan biji-bijian utuh. Batasi konsumsi gula tambahan, minuman manis, dan makanan olahan.

Jika perlu, konsultasikan dengan dokter spesialis gizi klinik untuk mendapat rekomendasi meal plan yang terpersonalisasi dan sesuai dengan kondisi kesehatan. 

b. Rutin Berolahraga

Aktivitas fisik seperti jalan kaki, bersepeda, atau berenang minimal 30 menit sehari sebanyak 5 kali dalam seminggu dapat membantu meningkatkan sensitivitas insulin dan menurunkan kadar gula darah.

c. Menjaga Berat Badan 

Berat badan berlebih meningkatkan risiko diabetes. Jika mempunyai berat badan berlebih, maka cobalah untuk menurunkannya secara bertahap. 

d. Kelola Stres

Stres juga dapat memicu peningkatan kadar gula darah. Saat stres, tubuh memproduksi hormon kortisol yang dapat memengaruhi kadar gula darah.

e. Periksa Kondisi Kaki Secara Berkala

Kaki adalah bagian tubuh yang sering terluka. Penderita diabetes sering tidak menyadari adanya luka di kaki atau bagian tubuh lain. Karena itu, penting untuk memeriksa kaki dan tubuh apakah ada lecet atau luka. Segera bersihkan dan oleskan salep jika ada luka. Periksakan ke tenaga medis agar mendapat perawatan luka yang tepat. 

Konsultasi Diabetes di Primecare Clinic

Primecare Clinic menyediakan program manajemen diabetes yang dapat membantumu untuk menurunkan kadar HbA1C. Kamu bisa konsultasi dengan dokter spesialis penyakit dalam dan dokter spesialis gizi klinik. Primecare Clinic juga menyediakan CGM untuk memonitor kadar gula darah sepanjang hari tanpa berkali-kali tusuk.

Primecare Clinic menyediakan layanan pemantauan, termasuk CGM dan pengelolaan gula darah bersama dokter spesialis penyakit dalam dan dokter spesialis gizi klinik. Segera periksa dan konsultasikan kadar gula darah sejak dini sebelum gejala muncul. Terdapat dr. Anak Agung Arie Widyastuti, Sp.PD, FINASIM yang merupakan dokter spesialis penyakit dalam dengan spesialisasi penyakit diabetes di Primecare Clinic.

Primecare Clinic menyediakan program manajemen diabetes, termasuk pemantauan CGM, edukasi gizi, dan pendampingan medis yang disesuaikan dengan kebutuhan untuk mencapai tujuan Anda seperti menurunkan HbA1C. Klik tautan ini untuk informasi selengkapnya!


9963804-1-1200x800.webp

November 5, 2025 Primecare ClinicDiabetes

Menyetir mobil dapat dikatakan sebagai kemampuan dasar yang dapat dimiliki oleh semua orang dan tentunya memiliki banyak kegunaan. 

Untuk sebagian orang, menyetir mobil dibutuhkan untuk mengakses tempat yang tidak terjangkau oleh transportasi umum, baik itu untuk urusan pekerjaan atau keperluan lainnya. Namun, tidak semua orang mudah untuk mendapatkan lisensi menyetir mobil. 

Bagi penderita diabetes menyetir mobil dapat menjadi tantangan tersendiri karena risiko yang dapat terjadi saat menyetir mobil. 

Apakah Penderita Diabetes Boleh Menyetir Mobil?

Secara umum, penderita diabetes boleh menyetir mobil dengan catatan jika kondisi pasien dalam keadaan stabil dan tidak memiliki komplikasi yang dapat membahayakan saat menyetir, seperti pandangan kabur atau mengalami gula darah yang tidak terkontrol dan dapat menimbulkan kondisi gawat darurat

Diagnosis diabetes tidak lantas menjadi penilaian seseorang tidak mendapat kelayakan untuk menyetir mobil. Namun, penilaian kelayakan menyetir mobil menjadi penilaian individual yang disesuaikan dengan aturan di negara masing-masing. Terdapat uji kelayakan dan pengumpulan berkas untuk mendapatkan surat izin mengemudi (SIM) yang harus dipenuhi oleh tiap individu. 

Risiko Saat Penderita Diabetes Menyetir Mobil 

Risiko utama terkait menyetir bagi penderita diabetes adalah kondisi medis akut dan komplikasi kronis yang dapat mengganggu fungsi kognitif dan motorik yang diperlukan untuk mengemudi dengan aman.

Risiko utama yang dapat terjadi saat pasien menyetir mobil adalah kondisi hipoglikemia (kadar gula darah lebih rendah dari normal). Kondisi hipoglikemia yang dapat mengganggu saat menyetir mobil terbagi menjadi: 

  1. Hipoglikemia moderat (Level 2): gula darah di bawah 54 mg/dL. Hipoglikemia moderat secara signifikan dapat mengganggu keselamatan selama menyetir, penilaian, dan fungsi kognitif-motorik, meskipun pengemudi masih dapat mengobati dirinya sendiri.
  2. Hipoglikemia berat (Level 3): Kondisi ini ditandai dengan gangguan kognitif yang membutuhkan bantuan orang lain untuk pemberian karbohidrat. Riwayat hipoglikemia berat dapat menjadi faktor yang paling signifikan terkait terjadinya tabrakan saat mengemudi bagi penderita diabetes.
  3. Kesadaran hipoglikemia terganggu (Hypo Unawareness): Ketidakmampuan untuk mengenali gejala peringatan dini hipoglikemia. Ini membawa risiko berat terhadap keselamatan mengemudi karena penderita tidak mendapat peringatan sebelum kehilangan kesadaran atau fungsi kognitif.

Menjelaskan Tips Aman Menyetir Mobil Bagi Penderita Diabetes

Pada kondisi tertentu, seringkali penderita diabetes tidak dapat menghindari untuk menyetir mobil karena beberapa alasan. Selama kondisi pasien dalam keadaan sehat, memiliki SIM, dan sudah berkonsultasi dengan dokter, pasien diperbolehkan menyetir mobil. Namun, jika kondisi pasien tidak sehat dan merasakan gejala-gejala yang menunjukkan ke arah badan tidak sehat, sebaiknya pasien menghindari untuk menyetir mobil sendiri. Berikut tips yang dapat dilakukan sebelum menyetir mobil:

  1. Pastikan pasien dalam kondisi sehat saat akan menyetir mobil. 
  2. Cek gula darah sebelum menyetir mobil. Pastikan kadar gula darah >90 mg/dL. 

Jika kadar gula darah <90 mg/dL, naikkan kadar gula darah terlebih dahulu dengan mengonsumsi karbohidrat.

  1. Selalu membawa makanan yang mengandung sumber glukosa kerja cepat dan kudapan yang mengandung karbohidrat kompleks, protein, dan lemak.
  2. Selain makanan, disarankan untuk membawa alat tes gula darah, seperti blood glucose meter (BGM) atau continuous glucose meter (CGM)
  3. Jika terjadi gejala hipoglikemia seperti, mata berkunang-kunang/pandangan kabur, berkeringat, mual muntah, sebaiknya berhenti dan menepi terlebih dahulu. Hentikan perjalanan dan cek kadar gula darah. Jika kadar gula darah turun, makan-makanan yang telah dibawa dan cek kembali kadar gula darah. Jika kondisi tidak membaik, hubungi nomor bantuan. 
  4. Dalam kondisi darurat dan tidak ada lagi orang sekitar yang dapat menyetir mobil, sebisa mungkin pasien tidak menyetir mobil sendiri. Pasien dapat menghubungi kerabat atau tetangga, atau dapat menghubungi jasa taksi online melalui telepon atau aplikasi. 
  5. Lakukan pemeriksaan mata sebagai evaluasi komprehensif pada penderita diabetes agar terhindar dari komplikasi retinopati diabetes (gangguan pada mata) yang semakin berat. Jika ditemukan adanya retinopati diabetes, sebaiknya hindari menyetir mobil.

Kapan Penderita Diabetes Harus ke Dokter?

Penderita diabetes perlu berkonsultasi dengan dokter atau tim kesehatan mereka jika ada atau terjadi hal-hal seperti di bawah ini:

  • Pasien diabetes harus melakukan kontrol rutin minimal satu bulan sekali, baik itu oleh dokter umum, atau dokter spesialis penyakit dalam, atau pun dokter subspesialis endokrin metabolisme diabetes bergantung pada kondisi pasien dan status rujukannya. 
  • Jika penderita diabetes mengalami komplikasi akut, seperti hipoglikemia, krisis hiperglikemia (kadar gula darah sangat tinggi >300 mg/dL), atau dapat menunjukkan gejala berupa sesak napas, tidak sadarkan diri, berat badan yang menurun dengan cepat dapat segera ke IGD untuk mendapatkan penanganan yang tepat sesegera mungkin. 
  • Jika didapatkan gejala yang mengarah pada komplikasi lainnya, seperti neuropati (gangguan saraf) atau retinopati diabetes, maka pasien dapat dirujuk ke dokter spesialis berdasarkan jenis komplikasinya.

Dokter yang dapat menangani keluhan atau diagnosis diabetes, di antaranya:

1. Dokter Umum

Sebagai langkah awal, pasien dapat berkonsultasi dengan dokter umum di fasilitas layanan primer. Jika dibutuhkan, pasien akan dirujuk ke dokter spesialis.

2. Dokter Spesialis Penyakit Dalam

Dokter spesialis penyakit dalam adalah dokter yang menangani pasien diabetes dewasa. Penderita diabetes dapat berkonsultasi terkait keluhannya. Jika ditemukan komplikasi lain, seperti adanya neuropati atau retinopati, dokter dapat merujuk ke dokter spesialis yang berkaitan dengan komplikasinya. Terdapat dr. Anak Agung Arie Widyastuti, Sp.PD, FINASIM yang merupakan dokter spesialis penyakit dalam dengan spesialisasi penyakit diabetes di Primecare Clinic.

3. Dokter Spesialis Penyakit Dalam Subspesialis Endokrin Metabolisme Diabetes

Jika penderita diabetes telah mendapatkan pelayanan dokter spesialis penyakit dalam, tetapi ditemukan salah satu dari beberapa komplikasi, seperti adanya komplikasi akut berupa diabetik ketoasidosis, hyperglycemic/hyperosmolar state, tidak adanya penurunan hasil pemeriksaan  laboratorium pada diabetes dalam 3 bulan, dan lain sebagainya maka pasien perlu dirujuk ke dokter subspesialis endokrin metabolisme diabetes.

4. Dokter Spesialis Neurologi

Salah satu komplikasi yang cukup sering terjadi pada pasien diabetes adalah neuropati yang dapat menimbulkan gejala nyeri, kesemutan, baal, dan lain sebagainya. Jika didapatkan keluhan tersebut, pasien dapat dirujuk ke dokter spesialis neurologi.

5. Dokter Spesialis Mata

Evaluasi komprehensif perlu dilakukan pada pasien diabetes, salah satunya dengan merujuk pasien ke dokter spesialis mata untuk dilakukan pemeriksaan funduskopi. Hal ini dilakukan untuk mendeteksi adanya komplikasi retinopati diabetik yang menyerang retina mata dan dapat menyebabkan kebutaan.

Konsultasi Diabetes di Primecare Clinic

Primecare Clinic menyediakan program manajemen diabetes yang dapat membantumu untuk menurunkan kadar HbA1C. Kamu bisa konsultasi dengan dokter spesialis penyakit dalam dan dokter spesialis gizi klinik. Primecare Clinic juga menyediakan CGM untuk memonitor kadar gula darah sepanjang hari tanpa berkali-kali tusuk.

Primecare Clinic menyediakan layanan pemantauan, termasuk CGM dan pengelolaan gula darah bersama dokter spesialis penyakit dalam dan dokter spesialis gizi klinik. Segera periksa dan konsultasikan kadar gula darah sejak dini sebelum gejala muncul. Terdapat dr. Anak Agung Arie Widyastuti, Sp.PD, FINASIM yang merupakan dokter spesialis penyakit dalam dengan spesialisasi penyakit diabetes di Primecare Clinic.

Primecare Clinic menyediakan program manajemen diabetes, termasuk pemantauan CGM, edukasi gizi, dan pendampingan medis yang disesuaikan dengan kebutuhan untuk mencapai tujuan Anda seperti menurunkan HbA1C. Klik tautan ini untuk informasi selengkapnya!


10658-_1_-1200x800.webp

November 5, 2025 Primecare ClinicDiabetes

Ayam bakar sering menjadi pilihan menu favorit karena rasanya gurih, kaya bumbu, dan dianggap lebih sehat dibanding gorengan. Namun, bagi penderita diabetes, konsumsi ayam bakar tidak bisa dilakukan sembarangan. Cara pengolahan, bumbu yang digunakan, serta porsi makan dapat memengaruhi kadar gula darah. 

Bolehkah Penderita Diabetes Makan Ayam Bakar?

Boleh, asalkan dikonsumsi dalam jumlah wajar dan diolah dengan cara yang sehat. Daging ayam, terutama bagian dada tanpa kulit, merupakan sumber protein hewani yang baik dan memiliki kandungan lemak jenuh yang rendah. Protein ini berperan penting dalam menjaga massa otot, mempercepat pemulihan jaringan tubuh, serta membantu mengontrol kadar gula darah dengan memperlambat penyerapan karbohidrat.

Zat Gizi dan Indeks Glikemik Ayam Bakar

Ayam pada dasarnya memiliki indeks glikemik (IG) yang sangat rendah, bahkan mendekati nol, karena hampir tidak mengandung karbohidrat. Artinya, ayam tidak secara langsung menyebabkan lonjakan kadar gula darah setelah dikonsumsi.

Namun, yang perlu diwaspadai bukan daging ayamnya, melainkan proses pengolahannya. Ayam bakar yang dibumbui dengan banyak kecap manis atau saus tinggi gula dapat meningkatkan kadar glukosa darah secara signifikan. 

Selain itu, proses pembakaran dengan suhu tinggi berisiko menghasilkan senyawa karsinogenik, terutama jika ayam gosong.  Oleh karena itu, ayam bakar dengan bumbu rempah alami tanpa tambahan gula berlebih, seperti bawang putih, jahe, atau ketumbar, dan hindari proses pembakaran yang terlalu lama.

Cara Makan Ayam Bakar yang Aman untuk Penderita Diabetes

Agar ayam bakar tetap aman dan sehat untuk penderita diabetes, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:

1. Pilih Bagian Ayam Tanpa Kulit

Kulit ayam mengandung lemak jenuh yang tinggi dan dapat meningkatkan kadar kolesterol serta risiko penyakit jantung. 

2. Hindari Bumbu Manis Berlebihan

Beberapa resep ayam bakar menggunakan kecap manis atau madu dalam jumlah banyak. Sebagai gantinya, gunakan bumbu alami seperti bawang putih, ketumbar, jeruk nipis, atau sedikit kecap rendah gula agar rasanya tetap lezat, namun tidak memengaruhi kadar gula darah.

3. Perhatikan Porsi

Konsumsi ayam bakar secukupnya, sekitar 1 potong sedang per kali makan, untuk menjaga keseimbangan asupan protein dan kalori.

4. Lengkapi dengan Sayuran dan Karbohidrat Kompleks

Konsumsi ayam bakar dengan sayuran serta sumber karbohidrat kompleks seperti nasi merah atau kentang rebus. Kombinasi ini membantu menjaga kestabilan gula darah dan memberikan rasa kenyang lebih lama.

5. Batasi Frekuensi Konsumsi

Ayam bakar sebaiknya tidak dikonsumsi setiap hari. Variasikan sumber protein dengan ikan, tahu, tempe, atau telur untuk memenuhi kebutuhan gizi yang lebih beragam.

Kapan Penderita Diabetes Harus ke Dokter?

Meskipun sudah mengatur pola makan dengan baik, penderita diabetes tetap perlu waspada terhadap perubahan kadar gula darah yang tidak stabil. Jika kadar gula sering naik turun tanpa sebab yang jelas, segera konsultasikan ke dokter spesialis penyakit dalam (Sp.PD) untuk evaluasi pengaturan obat dan kondisi metabolik tubuh

Selain itu, dokter gizi klinik (Sp.GK) dapat menyesuaikan kembali rencana makan, termasuk menentukan porsi dan frekuensi konsumsi ayam bakar yang aman sesuai kebutuhan individu.

Konsultasi Diabetes di Primecare Clinic

Primecare Clinic menyediakan program manajemen diabetes yang dapat membantumu untuk menurunkan kadar HbA1C. Kamu bisa konsultasi dengan dokter spesialis penyakit dalam dan dokter spesialis gizi klinik. Primecare Clinic juga menyediakan CGM untuk memonitor kadar gula darah sepanjang hari tanpa berkali-kali tusuk.

Primecare Clinic menyediakan layanan pemantauan, termasuk CGM dan pengelolaan gula darah bersama dokter spesialis penyakit dalam dan dokter spesialis gizi klinik. Segera periksa dan konsultasikan kadar gula darah sejak dini sebelum gejala muncul. Terdapat dr. Anak Agung Arie Widyastuti, Sp.PD, FINASIM yang merupakan dokter spesialis penyakit dalam dengan spesialisasi penyakit diabetes di Primecare Clinic.

Primecare Clinic menyediakan program manajemen diabetes, termasuk pemantauan CGM, edukasi gizi, dan pendampingan medis yang disesuaikan dengan kebutuhan untuk mencapai tujuan Anda seperti menurunkan HbA1C. Klik tautan ini untuk informasi selengkapnya!


2148256102-_1_-1200x800.webp

November 5, 2025 Primecare ClinicDiabetes

Banyak penderita diabetes merasa bingung ketika sudah menjalani pola makan sehat dan membatasi gula, tetapi kadar gula darah tetap tinggi. Kondisi ini tentu membuat frustrasi, seolah semua usaha terasa sia-sia. Faktanya, naik-turunnya gula darah tidak hanya dipengaruhi oleh jenis makanan, tetapi juga berbagai faktor lain yang saling berkaitan.

Penyebab Gula Darah Masih Tinggi Meski Sudah Diet

Beberapa hal berikut bisa menjelaskan mengapa kadar gula darah tetap sulit turun meski pola makan sudah diatur dengan baik:

1. Pola Makan Belum Seimbang

Mengurangi gula saja tidak cukup. Asupan lemak berlebih atau karbohidrat tersembunyi dari saus, camilan, dan minuman kemasan dapat meningkatkan kadar gula darah tanpa disadari.

2. Kelebihan Porsi Makan

Makanan sehat pun bisa menyebabkan lonjakan gula darah jika dikonsumsi berlebihan. Porsi yang tepat perlu disesuaikan dengan kebutuhan energi dan berat badan masing-masing.

3. Kurang Aktivitas Fisik

Ketika tubuh jarang bergerak, gula yang masuk tidak digunakan sebagai energi dan akhirnya menumpuk dalam darah. Aktivitas fisik rutin membantu meningkatkan sensitivitas insulin dan menjaga gula darah tetap stabil.

4. Stres dan Kurang Tidur

Tubuh yang stres memproduksi lebih banyak hormon kortisol, yang dapat menaikkan kadar gula darah meski pola makan sudah dijaga dengan baik. Selain itu, kurang tidur juga mengganggu keseimbangan hormon, meningkatkan nafsu makan, dan membuat kontrol gula darah semakin sulit.

Diet Diabetes yang Tepat

Prinsip utama dari diet diabetes adalah mengatur jenis, jumlah, dan jadwal makan (konsep 3J).

1. Jenis

Pilih karbohidrat kompleks seperti nasi merah, ubi, atau roti gandum. Perbanyak sayur, buah rendah gula, dan protein tanpa lemak.

2. Jumlah

Jaga porsi makan agar tidak berlebihan. Gunakan konsep “piring T”, yaitu setengah bagian untuk sayur, seperempat untuk sumber karbohidrat, dan seperempat lainnya untuk protein.

3. Jadwal

Konsumsi makanan secara teratur, 3 kali makan utama dan 2 kali camilan sehat. Pola makan yang konsisten membantu menjaga gula darah tetap stabil sepanjang hari.

Selain pengaturan makan, aktivitas fisik juga memiliki peran penting. Berjalan kaki 20–30 menit setiap hari dapat membantu tubuh menggunakan gula darah sebagai sumber energi sekaligus meningkatkan sensitivitas terhadap insulin.

Kapan Harus ke Dokter?

Jika kadar gula darah tetap tinggi meski sudah menjaga pola makan dan rutin berolahraga, segera konsultasikan ke dokter spesialis penyakit dalam (Sp.PD). Dokter akan mengevaluasi kemungkinan adanya resistensi insulin, stres hormonal, atau efek samping obat. Di Primecare Clinic, terdapat dokter spesialis penyakit dalam yang merupakan spesialis di bidang diabetes, yaitu dr. Anak Agung Arie Widyastuti, Sp.PD, FINASIM.

Selain itu, dokter gizi klinik (Sp.GK) juga bisa membantu menyusun kembali rencana makan yang lebih sesuai dengan kondisi tubuh dan kebutuhan harian.

Konsultasi dan Pemantauan Diabetes/Prediabetes di Primecare Clinic

Primecare Clinic menyediakan layanan pemantauan, termasuk CGM dan pengelolaan gula darah bersama dokter spesialis penyakit dalam dan dokter spesialis gizi klinik. Segera periksa dan konsultasikan kadar gula darah sejak dini sebelum gejala muncul. Terdapat dr. Anak Agung Arie Widyastuti, Sp.PD, FINASIM yang merupakan dokter spesialis penyakit dalam dengan spesialisasi penyakit diabetes di Primecare Clinic.

Primecare Clinic menyediakan program manajemen diabetes, termasuk pemantauan CGM, edukasi gizi, dan pendampingan medis yang disesuaikan dengan kebutuhan untuk mencapai tujuan Anda seperti menurunkan HbA1C. Klik tautan ini untuk informasi selengkapnya!


26692-2-1200x800.webp

November 4, 2025 Primecare ClinicDiabetes

Istilah “darah manis” sering digunakan masyarakat untuk menggambarkan kondisi kulit yang gatal, mudah timbul bintik atau luka kecil, dan sulit sembuh. Banyak orang mengira “darah manis” adalah tanda dari penyakit diabetes, padahal keduanya merupakan kondisi yang berbeda.

Jadi, apa perbedaan darah manis dan diabetes? Simak faktanya berikut!

Perbedaan Darah Manis dan Diabetes

“Darah manis” bukan istilah medis, melainkan sebutan awam untuk menggambarkan kelainan kulit yang ditandai dengan rasa gatal berulang disertai bintik-bintik kemerahan, jika digaruk bisa menyebabkan koreng atau bekas luka. Dalam dunia medis, kondisi ini disebut dengan “prurigo”.

Penyebab utama prurigo belum diketahui secara pasti. Namun, kondisi ini bisa dipicu oleh reaksi alergi, gigitan serangga, stres, kulit kering, atau gangguan sistem imun. Pada sebagian orang, prurigo juga bisa muncul akibat penyakit kronis seperti gangguan hati, penyakit ginjal, diabetes, dan HIV. 

Sementara itu, diabetes mellitus adalah penyakit metabolik kronis yang terjadi karena resistensi insulin atau kekurangan insulin, sehingga kadar gula darah meningkat. Kadar gula darah yang tinggi dalam jangka panjang dapat merusak pembuluh darah, saraf, serta organ tubuh lainnya.

Diabetes dapat menimbulkan gejala seperti  sering merasa haus, sering buang air kecil, mudah lapar dan luka sulit sembuh. Penderita diabetes juga dapat mengalami gejala gatal-gatal pada kulit , terutama di area lipatan seperti leher atau ketiak. 

Gatal pada penderita diabetes disebabkan oleh kadar gula darah tinggi yang mengganggu sirkulasi darah dan jaringan kulit. Selain itu, penderita diabetes juga lebih rentan mengalami infeksi, termasuk infeksi bakteri atau jamur di kulit.

Jadi, meski diabetes dan darah manis bisa menimbulkan rasa gatal, penyebab dan mekanismenya berbeda.

Harus ke Dokter Apa Jika Terdiagnosa Diabetes dan Darah Manis?

Jika mengalami gatal-gatal di kulit, maka kamu bisa periksa terlebih dahulu ke dokter umum. Dokter memeriksa kemungkinan penyebab gatalnya. Jika diperlukan, dokter umum akan memberi rujukan ke dokter spesialis penyakit dalam jika gatal-gatal disertai dengan gula darah tinggi. 

Namun, jika penyebab gatal lebih karena masalah kulit dan tidak berhubungan dengan diabetes, dokter umum bisa memberikan rujukan ke dokter spesialis kulit jika diperlukan. 

Jika ingin langsung ke dokter spesialis, kamu bisa konsultasi ke dokter spesialis kulit dan kelamin (Sp.KK) yang sekarang berubah menjadi dokter spesialis dermatologi, venereologi, dan estetika (Sp. DVE). Dokter akan mencari penyebab pasti dari gatal-gatal yang dialami, apakah disebabkan oleh alergi, infeksi, atau faktor lain. (di Primecare Clinic, terdapat dr. Made Narindra, Sp.KK dan dr. Dewi Rosalina, Sp.DVE)

Biasanya dokter akan memberikan penanganan meliputi:

  • Pemberian salep atau krim untuk mengurangi gatal dan peradangan.
  • Obat oral untuk mengurangi rasa gatal.
  • Perawatan kulit dengan pelembap dan menghindari garukan.

Jika penyebabnya dicurigai terkait penyakit dalam seperti diabetes, dokter kulit akan merujuk ke dokter lain untuk pemeriksaan lanjutan.

Apabila pemeriksaan menunjukkan kadar gula darah tinggi, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter spesialis penyakit dalam (Sp.PD), terutama yang berfokus pada manajemen diabetes. Dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan dan menyusun rencana pengobatan, baik berupa obat oral, insulin, maupun kombinasi.

Jika pasien mengalami darah manis dan diabetes secara bersamaan, maka membutuhkan pendekatan multidisiplin yang melibatkan kolaborasi antara dokter kulit dan dokter penyakit dalam. Dengan begitu bisa membantu pasien mengatasi gejala kulit, menurunkan risiko komplikasi, serta meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.

Konsultasi dan Pemantauan Diabetes/Prediabetes di Primecare Clinic

Primecare Clinic menyediakan layanan pemantauan, termasuk CGM dan pengelolaan gula darah bersama dokter spesialis penyakit dalam dan dokter spesialis gizi klinik. Segera periksa dan konsultasikan kadar gula darah sejak dini sebelum gejala muncul. Terdapat dr. Anak Agung Arie Widyastuti, Sp.PD, FINASIM yang merupakan dokter spesialis penyakit dalam dengan spesialisasi penyakit diabetes di Primecare Clinic.

Primecare Clinic menyediakan program manajemen diabetes, termasuk pemantauan CGM, edukasi gizi, dan pendampingan medis yang disesuaikan dengan kebutuhan untuk mencapai tujuan Anda seperti menurunkan HbA1C. Klik tautan ini untuk informasi selengkapnya!


2148694288-_1_.webp

November 3, 2025 Primecare ClinicDiabetes

Olahraga merupakan salah satu pilar utama dalam pengelolaan diabetes, selain pengaturan pola makan dan penggunaan obat. Aktivitas fisik yang teratur terbukti membantu menurunkan kadar gula darah, meningkatkan sensitivitas insulin, serta menjaga berat badan.

Salah satu olahraga yang banyak digemari adalah bersepeda. Namun, apakah penderita diabetes boleh bersepeda? Yuk, cari tahu faktanya di artikel ini! 

Apakah Penderita Diabetes Boleh Bersepeda?

Bersepeda termasuk olahraga aerobik yang melibatkan kerja otot besar secara berulang dengan intensitas sedang. Pada dasarnya, penderita diabetes boleh bersepeda. Bahkan bersepeda adalah salah satu olahraga aerobik yang dianjurkan untuk penderita diabetes oleh Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI). Namun, tentu saja harus dilakukan dengan aman dan disesuaikan dengan kondisi kesehatan masing-masing. 

Olahraga jenis ini terbukti efektif dalam meningkatkan sensitivitas insulin, sehingga tubuh lebih efisien dalam menggunakan glukosa sebagai energi. Sebuah penelitian pada orang dewasa muda dengan diabetes tipe 2 menunjukkan bahwa bersepeda selama enam bulan dapat menurunkan kadar HbA1c, tekanan darah, dan berat badan.

Penelitian lain di Indonesia menunjukkan bahwa dua kali seminggu menghasilkan penurunan signifikan pada kadar random blood glucose atau gula darah sewaktu.

Sebelum mulai rutin bersepeda, sebaiknya konsultasi ke dokter terlebih dahulu, terutama bagi penderita diabetes yang mengalami beberapa kondisi berikut: 

  • Sedang dalam pengobatan insulin atau obat penurun gula darah tertentu, karena berisiko mengalami hipoglikemia saat berolahraga.
  • Memiliki komplikasi seperti neuropati perifer, yaitu kerusakan saraf pada kaki yang bisa mengurangi sensasi nyeri, sehingga tidak menyadari jika terjadi luka atau tekanan berlebih pada kaki.
  • Mengalami komplikasi gangguan jantung, karena olahraga dapat membuat jantung bekerja lebih keras.

Dokter akan menilai kondisi fisik dan dapat memberikan rekomendasi durasi serta intensitas olahraga yang aman.

Tips Sebelum, Saat, dan Sesudah Bersepeda bagi Penderita Diabetes

Agar bersepeda bisa dilakukan dengan aman dan nyaman, serta memberikan manfaat yang maksimal, maka harus dilakukan dengan tepat. Berikut beberapa tips yang dapat dilakukan bagi penderita diabetes yang ingin bersepeda.

Sebelum Bersepeda

1. Periksa Kadar Gula Darah Sebelum Mulai Bersepeda

Pastikan kadar gula darah berada pada kisaran aman, yaitu antara sekitar 100-250 mg/dL sebelum mulai olahraga.

Jika kadar gula darah terlalu rendah (<100 mg/dL), konsumsi makanan ringan yang mengandung karbohidrat seperti roti atau buah. Kadar gula darah yang rendah dapat meningkatkan risiko hipoglikemia ketika sedang bersepeda.

2. Konsumsi Makanan Seimbang

Hindari bersepeda dalam keadaan perut kosong. Konsumsilah makanan dengan gizi seimbanh dengan porsi karbohidrat yang cukup agar tubuh memiliki energi yang cukup untuk bersepeda.

3. Gunakan Pakaian dan Alas Kaki yang Nyaman

Pilih baju dan sepatu olahraga yang nyaman. Jangan menggunakan alas kaki yang keras dan sempit karena bisa menyebabkan luka lecet di kaki. Sebelum bersepeda, periksa dahulu kondisi kaki.

4. Siapkan Minum dan Camilan

Siapkan air minum dan camilan manis untuk carbo-loading saat bersepeda.

Saat Bersepeda

1. Lakukan Pemanasan

Pemanasan membantu otot beradaptasi dan mencegah cedera. Lakukan pemanasan selama 10-15 menit sebelum mulai bersepeda.

2. Pilih Intensitas Sedang

Bagi penderita diabetes, dianjurkan untuk olahraga selama 30–45 menit. Jaga intensitas bersepeda agar tidak terlalu berat, yaitu kecepatan yang masih memungkinkan berbicara tanpa terengah-engah.

3. Minum Secara Berkala

Dehidrasi dapat memengaruhi kadar gula darah. Pastikan untuk minum setiap 15–20 menit, terutama jika bersepeda di luar ruangan.

4. Pantau Tanda Hipoglikemia

Jika muncul gejala seperti gemetar, lemas, berkeringat dingin, atau pandangan kabur, segera berhenti dan segera konsumsi camilan manis seperti pisang, minuman berenergi, atau energy bar.

Setelah Bersepeda

1. Lakukan Pendinginan 

Lakukan pendinginan dan peregangan otot kaki dan tubuh agar sirkulasi darah kembali lancar.

2. Cek Ulang Kadar Gula Darah

Pemeriksaan gula darah setelah olahraga penting dilakukan untuk mendeteksi kemungkinan hipoglikemia.

3. Periksa Kaki

Segera bersihkan dan periksa kondisi kaki apakah ada luka atau lecet. Jika ada luka, segera bawa ke fasilitas kesehatan agar mendapat perawatan luka yang tepat. Pada penderita diabetes, luka kecil bisa menjadi serius jika tidak segera ditangani.

4. Konsumsi Makanan Sehat

Setelah olahraga, tubuh perlu mengisi kembali cadangan energi. Konsumsilah makanan bergizi seimbang, misalnya roti gandum, buah, atau yogurt rendah lemak.

Manfaat Bersepeda bagi Penderita Diabetes

Bersepeda memberikan berbagai manfaat untuk kesehatan. Berikut beberapa manfaat bersepeda bagi penderita diabetes tipe 2:

1. Meningkatkan Kontrol Gula Darah

Saat bersepeda, otot menggunakan glukosa sebagai sumber energi, sehingga kadar gula darah akan menurun. Dengan bersepeda secara rutin sensitivitas insulin juga akan meningkat, sehingga kontrol gula darah lebih baik.

2. Meningkatkan Kesehatan Jantung

Diabetes meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular. Bersepeda membantu memperkuat jantung, menurunkan tekanan darah, meningkatkan HDL (lemak baik) dan menurunkan LDL (lemak jahat).

3. Membantu Menurunkan Berat Badan

Kelebihan berat badan merupakan faktor risiko diabetes. Bersepeda membantu membakar kalori dan lemak tubuh sehingga membantu penurunan berat badan.

Jadi, bagi penderita diabetes yang ingin mulai bersepeda secara rutin, konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter. Dengan pengawasan yang tepat, bersepeda bisa menjadi pilihan olahraga bagi penderita diabetes.

Konsultasi dan Pemantauan Diabetes di Primecare Clinic

Primecare Clinic menyediakan layanan pemantauan, termasuk CGM dan pengelolaan gula darah bersama dokter spesialis penyakit dalam dan dokter spesialis gizi klinik. Segera periksa dan konsultasikan kadar gula darah sejak dini sebelum gejala muncul. Terdapat dr. Anak Agung Arie Widyastuti, Sp.PD, FINASIM yang merupakan dokter spesialis penyakit dalam dengan spesialisasi penyakit diabetes di Primecare Clinic.

Primecare Clinic menyediakan program manajemen diabetes, termasuk pemantauan CGM, edukasi gizi, dan pendampingan medis yang disesuaikan dengan kebutuhan. Klik tautan ini untuk informasi selengkapnya!


18213-1-1200x801.webp

October 31, 2025 Primecare ClinicDiabetes

Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit kronis yang jumlah penderitanya terus meningkat di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Manajemen diabetes tidak cukup dengan mengonsumsi obat atau insulin. 

Faktor gaya hidup, termasuk pola makan, memiliki pengaruh besar terhadap kadar gula darah dan risiko komplikasi jangka panjang. Dalam pedoman pengelolaan diabetes 2021 oleh Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI), terapi nutrisi medis menjadi  bagian penting dalam pengelolaan diabetes melitus.

Karena itu, keberadaan dokter gizi klinik menjadi bagian penting dalam penanganan diabetes. Jadi, apa saja peran dokter spesialis gizi klinik dalam manajemen diabetes? 

1. Menilai Status Gizi dan Kebutuhan Gizi Pasien

Dalam manajemen diabetes, asupan makanan pasien harus disesuaikan dengan kebutuhan personal. Sebelum menyusun rencana diet,  dokter gizi klinik akan melakukan penilaian status gizi secara menyeluruh. 

Penilaian yang dilakukan mencakup pemeriksaan berat badan, tinggi badan, indeks massa tubuh (IMT), serta riwayat pola makan dan aktivitas fisik.

Selain itu, dokter gizi juga memperhatikan hasil pemeriksaan laboratorium seperti kadar glukosa darah, HbA1c, profil lemak, dan fungsi ginjal. Semua data ini digunakan untuk menentukan kebutuhan gizi yang sesuai bagi pasien.

2. Menyusun Rencana Makan Individual

Setiap pasien diabetes memiliki kondisi yang berbeda. Karena itu, dokter gizi klinik menyusun rencana makan atau meal plan yang terpersonalisasi. Dalam penyusunan menu, dokter gizi klinik memperhitungkan jumlah dan jenis karbohidrat, protein, lemak, dan serat. 

Sumber karbohidrat kompleks seperti nasi merah, gandum utuh, kentang rebus, atau buah berserat tinggi lebih disarankan dibanding karbohidrat sederhana seperti gula, sirup, atau roti putih.

Selain itu, dokter gizi juga mengatur pembagian waktu makan yang terdiri dari makan utama dan selingan. Pengaturan pola makan ini penting untuk menjaga kadar gula darah agar tetap stabil. 

3. Mencegah Risiko Komplikasi

Pasien diabetes berisiko mengalami komplikasi seperti nefropati (kerusakan ginjal), neuropati (kerusakan saraf), retinopati (gangguan penglihatan), dan penyakit jantung. Dalam kondisi ini, dokter gizi klinik akan menyesuaikan pola makan agar aman untuk organ tubuh yang terdampak.

Sebagai contoh, pada pasien dengan gangguan ginjal, asupan cairan, protein dan garam perlu dibatasi untuk mencegah penurunan fungsi ginjal lebih lanjut. Sementara pada pasien dengan obesitas, fokus terapi adalah menurunkan berat badan secara bertahap dengan cara sehat.

Dengan intervensi gizi yang tepat, dokter gizi klinik dapat membantu memperlambat perkembangan komplikasi dan meningkatkan kualitas hidup pasien diabetes.

4. Mendorong Pola Hidup Sehat Jangka Panjang

Dokter gizi klinik juga dapat memotivasi pasien untuk melakukan modifikasi gaya hidup menjadi pola hidup sehat dalam jangka panjang. Banyak pasien kesulitan menjaga disiplin dalam diet dan olahraga. Dengan konsultasi rutin, dokter gizi dapat membantu pasien menetapkan target yang realistis, memberikan rekomendasi yang sesuai untuk pasien, serta memantau keberhasilannya.

Manajemen Diabetes di Primecare Clinic!

Primecare Clinic menyediakan layanan program manajemen diabetes meliputi konsultasi dengan dokter penyakit dalam dan dokter spesialis gizi klinik.

Dengan penanganan yang menyeluruh melalui pola makan sehat, olahraga, dan obat-obatan, kadar gula darah bisa dikontrol dan mencegah komplikasi jangka panjang. 

Mulailah memahami pola gula darahmu lebih awal sebelum gejala muncul, cegah komplikasi sedini mungkin, dan nikmati hidup yang lebih sehat, aman, serta terkontrol bersama Primecare Clinic.

Klik tautan ini untuk mengetahui lebih lanjut tentang program manajemen diabetes dan layanan CGM di Primecare Clinic!


primecare

Jakarta Panglima Polim

Jl. Panglima Polim IX No.16, Kby. Baru, Kota Jakarta Selatan

Jakarta Tebet

Jl. Tebet Barat Dalam II No.46 14, Tebet Barat, Kota Jakarta Selatan

Samarinda

Jl. Muso Salim No.28, Karang Mumus, Kota Samarinda


Copyright by PT. Layanan Medika Pratama 2025. All rights reserved.



Copyright by PT. Layanan Medika Pratama 2025. All rights reserved.