Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui nyamuk Aedes aegypti. Waspadai komplikasi demam berdarah dengue yang berbahaya bagi kesehatanmu!

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI, di tahun 2022 jumlah kasus dengue mencapai 131.265 kasus yang mana sekitar 40% di antaranya adalah anak-anak usia 0-14 tahun.

Dari jumlah tersebut, jumlah kasus kematiannya mencapai 1.135 kasus dengan 73% terjadi pada anak usia 0-14 tahun. Kebanyakan kasus tersebut terjadi akibat komplikasi yang menyebabkan kerusakan organ, seperti hati, jantung dan paru.

Komplikasi demam berdarah dengue

Penanganan yang cepat dan tepat merupakan kunci penting dari pengobatan DBD. Jika terlambat, risiko terjadinya komplikasi DBD yang berbahaya semakin besar terjadi, bahkan bisa berujung kepada kematian.

Berikut beberapa risiko komplikasi demam berdarah dengue yang wajib diwaspadai:

1. Dengue Shock Syndrome (DSS)

Dengue Shock Syndrome menjadi salah satu komplikasi DBD yang patut diwaspadai. Kondisi ini terjadi ditandai dengan gejala dehidrasi, bradikardia, hipotensi, pupil mata melebar, napas tidak teratur, kulit pucat, dan keringat dingin.

Disebutkan dalam International Journal of Research in Medical Sciences, pasien DBD yang telah mengalami komplikasi DSS rentan mengalami kegagalan sistem organ tubuh yang bisa berujung pada kematian.

2. Perdarahan

Menurut penelitian Journal of Indian Society of Periodontology, pasien DBD dapat mengalami kebocoran plasma yang mengakibatkan perdarahan serius dalam tubuhnya.

Bocornya plasma darah ini kemungkinan erat berkaitan dengan virus dengue yang menyerang pembuluh darah. Dinding pembuluh darah melemah akibat infeksi virus dengue, sehingga kebocoran plasma darah rentan terjadi.

Perdarahan lebih mudah terjadi jika trombosit menurun drastis, suatu kondisi yang juga umum terjadi pada pasien DBD.

Komplikasi ini ditandai dengan gusi berdarah, mimisan, muntah berwarna hitam, perdarahan di bawah kulit, dan batuk darah.

3. Ensefalopati dengue

Ensefalopati dengue dapat terjadi sebagai komplikasi syok yang berkepanjangan dengan pendarahan. Akan tetapi, kondisi ini juga dapat terjadi pada kasus demam berdarah yang tidak disertai syok. Pada ensefalopati dengue, kesadaran pasien menurun menjadi apatis atau somnolen.

Pencegahan DBD, salah satunya dengan vaksin!

Mengingat betapa bahayanya komplikasi penyakit demam berdarah dengue, pencegahan menjadi langkah penting yang tak boleh ditunda lagi. Salah satunya dengan memperhatikan kebersihan lingkungan.

Pedoman dari Kemenkes untuk mencegah DBD yakni 3M Plus:

1. Menguras penampungan air untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti
2. Mengubur barang-barang bekas agar nyamuk tidak berkumpul
3. Mendaur ulang barang-barang bekas

Langkah plus-nya adalah bentuk upaya pencegahan tambahan seperti berikut:

• Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk
• Menggunakan obat anti nyamuk
• Memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi
• Gotong royong membersihkan lingkungan
• Periksa tempat-tempat penampungan air
• Meletakkan pakaian bekas pakai dalam wadah tertutup
• Memberikan larvasida pada penampungan air yang susah dikuras
• Memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar
• Menanam tanaman pengusir nyamuk

Selain itu, jangan lupa lakukan suntik vaksin DBD guna mencegah dan meminimalkan risiko komplikasi parah akibat demam berdarah dengue!

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah mengeluarkan izin edar untuk vaksin dengue dengan nama QDENGA. Ini merupakan vaksin demam berdarah tetravalen 4-strain yang aman dan efektif untuk mencegah 4 tipe virus penyebab demam berdarah.

Vaksin ini efektif mencegah demam berdarah yang disebabkan oleh virus dengue serotipe 1, 2, 3 dan 4 dengan target sasaran usia 6-45 tahun.

Saat ini vaksin demam berdarah QDENGA telah dipasarkan dan kamu dapat melakukan vaksinasi demam berdarah dengan pelayanan terbaik di Primecare Clinic. Klik tautan ini untuk informasi selengkapnya!