Mengenal Tes HBsAg untuk Diagnosis Hepatitis B
Untuk memeriksa apakah seseorang terkena hepatitis B, salah satu tes yang dapat dilakukan yakni dengan tes HBsAg. Skrining ini dapat kamu lakukan juga di Primecare Clinic, lho!
Hepatitis B surface antigen atau tes HBsAg adalah tes darah untuk mendeteksi antigen permukaan virus hepatitis B.
Prosedur ini bertujuan untuk melakukan diagnosis serta melakukan deteksi dini penyakit hepatitis B yang dapat menyebabkan peradangan pada organ hati.
Apa itu tes HBsAg?
Seperti dijelaskan sebelumnya, tes HBsAg adalah prosedur pemeriksaan untuk mendeteksi antigen permukaan virus hepatitis B (HBV) di dalam darah. Pemeriksaan ini penting dilakukan untuk deteksi dini hepatitis B yang memengaruhi fungsi organ hati.
Sebab hepatitis B sendiri merupakan penyakit yang dapat menyebabkan peradangan pada organ hati.
Antigen permukaan virus hepatitis B biasanya akan muncul apabila seseorang terinfeksi virus hepatitis B dan berpotensi untuk menularkan virus tersebut ke orang lain. Selain itu, HBsAG juga muncul sebagai penanda dari infeksi jangka panjang (kronis).
Virus hepatitis B menjalani masa inkubasi selama 90 hari. Pada masa inkubasi tersebut, tes HBsAg sudah dapat dilakukan untuk mendeteksi keberadaan antigen permukaan virus hepatitis B.
Namun dalam beberapa kasus, antigen tersebut mungkin tidak dapat ditemukan pada seseorang yang telah terinfeksi virus hepatitis B selama lebih dari 7 minggu.
Untuk itu, diperlukan konsultasi lebih lanjut dengan dokter guna memastikan apakah perlu dilakukan tes kembali atau tidak.
Tujuan dilakukan tes HBsAg
Pada dasarnya, tujuan pemeriksaan HBsAg adalah untuk deteksi dini dan diagnosis hepatitis B yang menyebabkan peradangan pada organ hati.
Tes ini juga dapat dilakukan untuk memantau perkembangan infeksi dan efektivitas pengobatan yang dijalani oleh pasien hepatitis B.
Kapan perlu melakukan tes ini?
Meski sebenarnya tes HBsAg dilakukan untuk deteksi dini hepatitis B, namun akan sangat disarankan untuk melakukan skrining jika mengalami gejala awal hepatitis B akut seperti:
- Demam
- Sakit perut
- Penurunan nafsu makan
- Mual dan muntah
- Urine berwarna gelap dan keruh
- Feses berwarna pucat
- Nyeri pada otot dan sendi
- Kulit dan selaput mata terlihat menguning
- Perut membesar dan pembengkakan pada kaki
- Jika terjadi perburukan kondisi, dapat mengalami sesak hingga penurunan kesadaran
Selain itu, kelompok individu yang berisiko tinggi terkena hepatitis B juga sangat dianjurkan untuk melakukan tes HBsAg secara berkala. Termasuk di antaranya seperti:
- Pernah bepergian ke daerah endemis hepatitis B
- Pengguna obat imunosupresan dalam jangka panjang
- Penderita HIV/AIDS
- Sedang menjalani hemodialisis
Penjelasan hasil tes HBsAg
Sama seperti hasil-hasil tes lainnya, tes HBsAg juga dapat menunjukkan hasil positif ataupun negatif sesuai dengan kondisi tubuh pasien. Berikut penjelasannya:
Hasil positif
Hasil positif menandakan bahwa ada kemungkinan pasien telah terinfeksi virus hepatitis B. Selain itu, hasil yang reaktif ini juga bisa menjadi pertanda pasien tersebut sudah mengidap hepatitis B kronis.
Apabila ditemukan hasil positif, kemungkinan besar orang tersebut masih infeksius atau berpotensi untuk menularkan virus ke orang lain.
Hasil negatif
Sebaliknya, jika hasil menunjukkan negatif maka tidak ditemukan antigen permukaan virus hepatitis B pada sampel darah. Hasil negatif ini akan didapatkan oleh seseorang yang tidak terinfeksi HBV atau telah sembuh dari penyakit hepatitis B.
Penting untuk memperoleh diagnosis yang tepat dan akurat, sehingga tindakan perawatan dan pengobatan lebih lanjut dapat diberikan sesuai dengan kebutuhan.
Keyword pencarian:
hepatitis, tes hepatitis, pemeriksaan hepatitis, tes hbsag, klinik skrining, tes darah, klinik jakarta