Mengenal Rosacea, Penyakit Kulit yang Bergejala Mirip Alergi

Rosacea merupakan penyakit kulit berupa peradangan ruam kemerahan pada wajah. Ruam ini dapat muncul di area hidung, dagu, pipi, dan dahi. Nanti seiring berjalan waktu, kulit seseorang dengan rosacea akan terlihat semakin merah dan pembuluh darahnya juga semakin jelas.
Perlu diketahui bahwa meski tidak bisa disembuhkan, tetapi rosacea merupakan jenis penyakit kulit yang tidak menular. Diagnosis dan perawatan yang tepat perlu diberikan untuk membantu mengendalikan gejala.
Menurut Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI), rosacea merupakan penyakit yang bersifat kambuhan. Dalam artian, seseorang dapat mengalaminya selama beberapa waktu dan membaik dengan pengobatan, namun di kemudian hari bisa timbul kembali bila berhadapan dengan faktor pemicunya.
Gejala rosacea berdasarkan jenisnya
Seperti disebutkan sebelumnya, gejala khas rosacea ditandai dengan kulit yang memerah dan bahkan teraba panas. Kulit juga bisa jadi lebih sensitif. Selain itu, dapat muncul gejala lain berdasarkan jenisnya:
1. Rosacea Erythematotelangiectatic (ETR) atau subtipe 1
Kulit terlihat kemerahan dan tampak membengkak, serta terasa kering dan kasar.
2. Rosacea Papulopustular atau subtipe 2
Terlihat warna kemerahan yang lebih menetap disertai gambaran beruntus kemerahan dan berisi nanah. Rasa panas dan terbakar lebih ringan dibandingkan dengan tipe ETR.
3. Rosacea Rhinophyma atau subtipe 3
Ditandai dengan kulit menebal dan berbenjol-benjol terutama di bagian hidung, namun dapat pula timbul dagu, dahi, pipi dan telinga. Permukaan kulit terlihat kasar dan cenderung tidak rata.
4. Rosacea Rosacea Ocular atau subtipe 4
Kelainan kulit paling sering terjadi di kelopak mata berupa pembengkakan, kulit menebal dan bersisik. Dapat disertai keluhan lain seperti mata berair, mudah silau, terasa berpasir, kering dan gatal. Pada kasus yang berat dapat terjadi keratitis yang menyebabkan penurunan kemampuan penglihatan.
Faktor penyebab rosacea
Angka kejadian rosacea belum diketahui pasti, namun lebih sering terjadi pada orang yang berkulit putih baik itu pria maupun wanita.
Hal ini terutama juga terjadi pada mereka yang berusia antara 30-60 tahun. Selain itu, beberapa hal berikut juga bisa menjadi penyebab seseorang mengalami rosacea:
- Faktor lingkungan seperti cuaca panas dan dingin, sinar matahari, dan angin
- Makanan pedas
- Minuman beralkohol
- Kosmetik
- Obat-obat oles yang menyebabkan iritasi
- Menopause
Diagnosis dan penanganan rosacea
Pemeriksaan fisik merupakan metode yang bisa dilakukan pada kasus rosacea. Dokter akan mengevaluasi gejala yang dialami oleh pasien, karena penyakit ini memiliki gejala yang mirip dengan alergi, jerawat, dermatitis, lupus bahkan psoriasis.
Selain pemeriksaan fisik, dokter juga akan melihat riwayat kesehatan, baik pasien maupun keluarga pasien.
Apabila mengalami gejala yang mengarah pada rosacea, kamu perlu segera berkonsultasi langsung dengan dokter spesialis kulit dan kelamin untuk memastikan diagnosis. Biasanya, dokter nanti dapat memberikan obat berupa krim maupun obat minum antibiotik. Penggunaan obat secara teratur diperlukan untuk mengontrol gejala yang datang.
Lindungi kulit dari paparan sinar matahari dengan selalu menggunakan tabir surya ber-SPF minimal 30. Pelembap yang diaplikasikan setiap hari juga penting untuk melindungi dan melembapkan kulitmu. Selain itu, yang tidak kalah penting adalah menjaga kebersihan kulit dengan rajin membersihkan wajah setiap habis beraktivitas dengan pembersih berbahan lembut.
Ingin konsultasi dengan dokter kulit terkait rosacea? Klik tautan ini untuk informasi selengkapnya!


