Mengenal Mastitis, Penyebab Nyeri Payudara saat Menyusui
Menyusui merupakan salah satu momen indah yang tak terlupakan antara ibu dan buah hati. Tetapi rasa nyeri pada payudara, termasuk karena mastitis, bisa mengganggu waktu indah tersebut. Yuk kenalan lebih lanjut dengan mastitis!
Menurut laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), mastitis merupakan masalah yang sering dijumpai pada ibu menyusui. Diperkirakan sekitar 3-20 persen ibu menyusui dapat mengalaminya.
Mastitis sendiri merupakan suatu proses peradangan pada satu atau lebih segmen payudara yang mungkin disertai infeksi atau tanpa infeksi. Jika didiamkan tanpa tindakan lebih lanjut, kondisi ini berisiko dapat menurunkan produksi ASI dan menjadi salah satu alasan ibu untuk berhenti menyusui.
Sebagian besar kondisi ini terjadi dalam 6 minggu pertama setelah bayi lahir (paling sering pada minggu ke-2 dan ke-3), meskipun keluhan nyeri ini juga dapat terjadi sepanjang masa menyusui bahkan pada wanita yang sementara tidak menyusui.
Tanda dan gejala
Ketika ASI menetap di bagian tertentu payudara, karena saluran tersumbat atau karena payudara bengkak, maka ini disebut ‘stasis ASI’. Bila ASI tidak juga dikeluarkan, akan terjadi peradangan jaringan payudara yang disebut mastitis tanpa infeksi, tetapi bila telah terinfeksi bakteri disebut mastitis terinfeksi.
Diagnosis mastitis dapat ditegakkan berdasarkan kumpulan gejala sebagai berikut:
- Demam dengan suhu lebih dari 38,5 derajat Celcius
- Menggigil
- Nyeri atau ngilu seluruh tubuh
- Payudara menjadi kemerahan, panas, bengkak, dan terasa sangat nyeri
- Peningkatan kadar natrium dalam ASI yang membuat bayi menolak menyusu karena ASI terasa asin
- Timbul garis-garis merah ke arah ketiak
Pengobatan mastitis
Untuk mendiagnosis, biasanya dokter akan melakukan pemeriksaan radiologi berupa ultrasonografi atau USG di payudara. Beberapa tindakan yang dapat membantu mengatasinya yaitu:
1. Pijat laktasi dan menyusui secara langsung
Salah satu cara ampuh untuk mengobati mastitis adalah dengan memperbaiki aliran ASI, yakni melalui direct breastfeeding atau menyusui langsung sesering mungkin.
Jika terasa sakit, ibu dapat mengompres payudara yang bengkak dengan air hangat. Lakukan juga pijat laktasi untuk membantu melancarkan aliran ASI.
2. Pemberian antibiotik
Pemberian obat antibiotik juga bisa diterapkan untuk mengatasi infeksi bakteri saat mastitis. Tetapi ingat ya, konsumsi obat-obatan saat menyusui hanya boleh dilakukan atas anjuran dokter.
Kapan mastitis harus diperiksa ke dokter?
Jika mengalami salah satu gejala di atas yang sudah mengganggu kenyamanan ibu selama proses menyusui, segera lakukan konsultasi dengan dokter laktasi. Diskusikan dengan dokter untuk mendapatkan solusi terbaik untuk kondisi yang dialami. Sangat penting untuk mengatasi mastitis dengan tepat dan cepat agar kebutuhan nutrisi Si Kecil tidak terganggu.
Di Primecare Women and Children, ibu menyusui bisa konsultasi seputar laktasi bersama tim dokter profesional dan terpercaya. Layanan laktasi yang tersedia yakni konsultasi menyusui, konsultasi pemberian MPASI, pijat laktasi, maupun pijat pada bayi. Yuk, segera jadwalkan konsultasi dari sekarang dengan cara hubungi kami melalui kontak di bawah ini:
Primecare Women & Children
Cabang Tebet
dr. Lina Maulida, CIMI
Senin s/d Jumat, 13.00-15.00
0811-8906-625
Cabang Panglima Polim
dr. Ameetha Drupadi, CIMI
Senin s/d Jumat 15.00-selesai
Sabtu & Minggu (dengan perjanjian)
0811-1958-188
*(Dokter Spesialis dengan Perjanjian)
**Libur pada hari besar dan tanggal merah