Apa Itu Tuberkulosis? Definisi, Penyebab dan Komplikasinya

medical-doctor-give-consultation-patient-with-xray-film.jpg

Penyakit tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit infeksi yang hingga kini masih menjadi tantangan besar bagi kesehatan masyarakat. Meski sebenarnya tuberkulosis dapat disembuhkan dengan pengobatan yang tepat, penyakit ini masih menjadi penyebab utama kematian akibat penyakit menular. Nah, apa itu tuberkulosis?

Dikutip dari laman Kemenkes RI, tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini dapat menginfeksi paru-paru dan menyebar ke seluruh tubuh jika tidak diobati dengan baik.

Tak hanya paru-paru, organ tubuh lain juga bisa diserang termasuk seperti tulang belakang, kulit, otak, kelenjar getah bening, dan jantung.

Penyebab dan penularan tuberkulosis

Penyebab penyakit TB adalah bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penularannya terjadi melalui udara.

Ketika seseorang yang terinfeksi TB sedang batuk, bersin, atau berbicara, kuman-kumannya tersebar di udara dalam bentuk partikel kecil. Orang yang menghirup partikel ini pun berisiko terinfeksi, terutama jika mereka memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.

Penularan ini lebih sering terjadi di tempat-tempat yang padat dan tertutup.

Gejala tuberkulosis yang perlu diwaspadai

Tanda yang muncul biasanya berkembang secara perlahan dan bisa bervariasi, bergantung pada bagian tubuh yang terinfeksi. Beberapa kondisi umum yang sering ditemukan pada TB paru adalah:

  • Batuk lebih dari tiga minggu, kadang-kadang disertai darah.
  • Demam, terutama di sore dan malam hari.
  • Produksi keringat berlebihan.
  • Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya.
  • Kelelahan dan tubuh terasa lemas.
  • Nyeri dada saat bernapas atau batuk.

Pada kasus tuberkulosis yang menyerang organ selain paru-paru, gejala dapat bervariasi bergantung pada area yang terinfeksi. Sebagai contoh, perhatikan gejala nyeri punggung untuk TB tulang atau nyeri kepala pada TB otak.

Faktor risiko tuberkulosis

Beberapa faktor yang meningkatkan risiko seseorang untuk terinfeksi TB di antaranya:

  • Orang dengan sistem imun yang lemah, seperti penderita HIV/AIDS, diabetes, atau yang sedang menjalani pengobatan imunosupresan.
  • Orang yang bekerja di lingkungan dengan banyak pasien terinfeksi, seperti rumah sakit.
  • Merokok dan penyalahgunaan alkohol

Jenis-jenis pemeriksaan dan diagnosis

Untuk menentukan diagnosis tuberkulosis, ada beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan. Termasuk di antaranya seperti:

Tes Mantoux

Tes kulit ini dapat mendeteksi infeksi TB, tapi tidak dapat membedakan antara infeksi aktif dan laten.

Rontgen dada (X-ray)

Dilakukan untuk melihat adanya kelainan pada paru-paru yang menunjukkan kemungkinan infeksi TB.

Tes dahak

Pemeriksaan sampel dahak (lendir yang dikeluarkan saat batuk) dilakukan untuk menemukan bakteri Mycobacterium tuberculosis.

PCR (Polymerase Chain Reaction)

Tes molekuler ini dilakukan untuk mendeteksi DNA bakteri TB dalam dahak atau cairan tubuh lainnya.

Pengobatan tuberkulosis

Pengobatan TB umumnya memerlukan terapi antibiotik jangka panjang. Pasien harus mengonsumsi kombinasi beberapa obat secara teratur selama 6-9 bulan.

Perlu diperhatikan bahwa pengobatan yang tidak tuntas atau dikonsumsi tidak sesuai dosis dapat menyebabkan kekebalan terhadap obat (resisten). Nantinya hal ini dapat mengarah pada TB yang lebih sulit diobati, yaitu TB multidrug-resistant (MDR-TB).

Konsumsi obat TB pun harus dilaksanakan dengan ketat dan diawasi oleh tenaga medis untuk memastikan kesembuhan total.

Apa yang bisa dilakukan untuk mencegah TB?

Salah satu langkah pentingnya adalah vaksinasi. Saat ini, vaksin TB yang tersedia adalah vaksin Bacillus Calmette-Guerin (BCG).

Vaksin BCG memberikan perlindungan parsial untuk mencegah TB yang berat pada bayi dan anak usia dini, tetapi tidak cukup untuk melindungi anak dan orang dewasa.

Selain itu, jangan lupa tingkatkan ventilasi dan jaga kebersihan rumah untuk mengurangi risiko penularan.

Lakukan pemeriksaan rutin pada individu yang berisiko tinggi dan orang yang memiliki gejala TB untuk diagnosis dan pengobatan dini.

Komplikasi

Jika tidak ditangani dengan baik, penyakit tuberkulosis dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius, seperti:

Penyebaran infeksi ke organ lain

Selain paru-paru, tuberkulosis dapat menyebar ke organ lain seperti ginjal, tulang, sistem saraf pusat, dan jantung.

Resistensi terhadap obat

Pengobatan yang tidak tuntas dapat menyebabkan perkembangan TB yang resisten terhadap obat-obatan, yang lebih sulit dan mahal untuk diobati.

Organ tidak berfungsi maksimal

Pada kasus TB yang sangat parah, dapat juga terjadi kerusakan organ dan kegagalan organ tubuh.

Demikian ulasan tentang apa itu tuberkulosis dan berbagai hal penting lain yang perlu diketahui tentang penyakit menular ini. Jangan lupa untuk segera konsultasi apabila mengalami gejala serupa.

Copyright by PT. Layanan Medika Pratama 2024. All rights reserved.