Apa Itu Hipertensi: Penyebab dan Cara Mengatasinya

stressed-male-massaging-nose-bridge-suffering-from-headache.jpg

Apa itu hipertensi? Sering disebut juga sebagai tekanan darah tinggi, ini merupakan kondisi di mana tekanan darah yang melebihi batas normal. Jika tidak segera diberikan penanganan tepat dan perubahan gaya hidup, hipertensi dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, seperti serangan jantung.

Oleh karena itu, penting untuk mendeteksi dan mengatasi hipertensi sedini mungkin guna menghindari kondisi yang berbahaya.

Apa itu hipertensi?

Hipertensi adalah istilah medis ketika kondisi tekanan darah pada arteri meningkat melebihi batas normal. Tekanan darah terbagi menjadi dua bagian, yaitu sistolik dan diastolik.

Tekanan sistolik adalah tekanan ketika jantung memompa darah ke seluruh tubuh. Sedangkan tekanan diastolik adalah tekanan ketika jantung berada dalam kondisi rileks saat menerima darah kembali ke ruang jantung sebelum kembali memompakannya ke seluruh tubuh.

Secara umum, diagnosis hipertensi diberikan saat kondisi tekanan sistolik melebihi atau sama dengan 140 mmHg dan diastolik melebihi atau sama dengan 90 mmHg.

Akan tetapi, perlu diingat bahwa konfirmasi diagnosis hipertensi tidak dapat diberikan hanya mengandalkan satu kali pemeriksaan, kecuali pada pasien dengan tekanan darah yang sangat tinggi atau terdapat bukti kerusakan target organ akibat hipertensi.

Apabila tekanan darah dibiarkan melebihi batas normal dalam jangka panjang tanpa penanganan lebih lanjut, hal ini dapat mengakibatkan komplikasi penyakit serius.

Beberapa di antaranya termasuk seperti stroke, gagal jantung, dan penyakit ginjal. Oleh karena itu, hipertensi perlu ditangani sedini mungkin.

Penyebab hipertensi

Jika dilihat dari jenisnya, penyebab hipertensi dapat berbeda-beda yakni hipertensi primer dan sekunder. Berikut ulasannya:

1. Hipertensi primer

Jenis hipertensi ini belum diketahui secara pasti penyebabnya. Walau demikian, ada beberapa faktor pemicu dari hipertensi primer, seperti riwayat keluarga atau genetik, gaya hidup tidak sehat, dan obesitas.

2. Hipertensi sekunder

Secara umum, penyebab hipertensi sekunder diakibatkan oleh kondisi medis tertentu. Salah satunya penyakit ginjal.

Selain itu, hipertensi sekunder juga bisa disebabkan beberapa kondisi lain di antaranya sindrom Conn atau produksi hormon aldosteron berlebih.

Tanda dan gejala

Sering kali kasus hipertensi ditemukan pada pasien yang tidak bergejala. Tapi ada gejala yang bisa jadi dirasakan oleh penderita hipertensi, termasuk seperti:

  • Sakit kepala, terutama di belakang kepala
  • Vertigo
  • Tinitus (dengung atau desis di dalam telinga)
  • Masalah penglihatan
  • Sesak napas
  • Nyeri dada
  • Kelelahan

Diagnosis hipertensi

Dalam menegakkan diagnosis hipertensi, dokter akan mengidentifikasi riwayat kesehatan dan melakukan pemeriksaan fisik pasien.

Dilakukan juga pengukuran tekanan darah dengan alat khusus.

Hasil pengukuran akan dilihat berdasarkan empat kategori tekanan darah secara umum, yaitu:

  • Optimal: Sistolik <120 dan diastolik <80 mmHg
  • Normal: Sistolik 120–129 dan diastolik 80–84 mmHg
  • High normal: Sistolik 130–139 dan atau diastolik 85–89 mmHg
  • Grade 1: Sistolik 140–159 dan atau diastolik 90–99 mmHg
  • Grade 2: Sistolik 160–179 dan atau diastolik 100–109 mmHg
  • Grade 3: Sistolik >=180 dan atau diastolik >=110 mmHg

Perawatan dan penanganan

Seseorang dengan hipertensi umumnya diharuskan untuk mengonsumsi obat seumur hidup agar tekanan darah tetap terkendali.

Biasanya jenis obat-obatan yang diresepkan oleh dokter seperti:

  • Obat untuk melebarkan pembuluh darah agar tekanan darah
  • Obat untuk membuang garam dan cairan berlebih di dalam tubuh, yang nantinya akan keluar melalui urine
  • Obat untuk memperlambat detak jantung
  • Obat penurun tekanan darah

Konsumsi obat hipertensi hanya boleh dilakukan oleh dokter berdasarkan hasil pemeriksaan saja. Pastikan untuk selalu menaati aturan minum obat dari dokter.

Cara pencegahan

Untuk mencegah risiko terkena hipertensi, penting untuk menerapkan pola hidup sehat. Langkah-langkah preventif ini meliputi berbagai tindakan yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti:

  • Batasi konsumsi garam dari makanan asin maupun asupan lainnya, tidak lebih dari 5 gram per hari
  • Menjaga berat badan normal
  • Batasi konsumsi kafein
  • Mengonsumsi makanan sehat, seperti sayur dan buah-buahan
  • Stop merokok
  • Olahraga secara teratur
  • Membatasi asupan makanan yang mengandung lemak jenuh tinggi
  • Tidur yang cukup dan berkualitas

Ada gejala? Segera konsultasi ke dokter!

Demikian ulasan tentang apa itu hipertensi dan seperti apa saja gejala, penangangan  dan langkah pencegahannya. Jika kamu merasakan gejala yang mengarah pada hipertensi, segera konsultasikan ke dokter guna untuk melakukan pemeriksaan dan mendapatkan penanganan medis yang tepat.

Copyright by PT. Layanan Medika Pratama 2024. All rights reserved.