Mengenal Demam Tifoid, Benarkah Bisa Dicegah dengan Vaksin?
Vaksin menjadi salah satu langkah pencegahan penyakit yang penting didapat sesuai jadwalnya. Salah satu penyakit yang bisa dicegah dengan pemberian vaksin yakni demam tifoid (atau yang juga dikenal sebagai tifus/tipes).
Sekitar 10% pengidap tifus dapat mengalami komplikasi yang cukup serius, terutama jika terlambat ditangani atau tidak diobati dengan antibiotik yang tepat.
Maka dari itu, penyakit ini harus mendapat perhatian serius dan dicegah semaksimal mungkin. Termasuk dengan cara menjaga kebersihan lingkungan dan mendapatkan vaksin tifoid.
Apa itu demam tifoid?
Tifus adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Salmonella typhi. Infeksi ini yang dapat menyebar ke seluruh tubuh dan memengaruhi berbagai organ. Tanpa pengobatan yang cepat, penyakit ini dapat menjadi fatal.
Biasanya, periode inkubasi penyakit tifus berlangsung sekitar 3-60 hari. Penularan dapat terjadi melalui kontak dengan kotoran yang mengandung bakteri tersebut, seperti saat mengonsumsi makanan yang terkontaminasi oleh lalat pembawa bakteri.
Penyebab penyakit demam tifoid
Beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terkena demam tifoid adalah:
- Tinggal di area dengan sanitasi yang buruk dan akses terbatas ke air bersih
- Bekerja di atau melakukan perjalanan ke daerah yang sering terjadi demam tifoid
- Berusia anak-anak, karena sistem kekebalan tubuhnya masih lemah dan rentan terhadap infeksi
- Kontak dekat dengan orang yang terinfeksi atau baru saja terinfeksi demam tifoid
- Mengonsumsi air atau makanan yang tercemar oleh kotoran yang mengandung Salmonella typhi
Tanda dan gejala
Gejala tipes bervariasi, namun beberapa tanda yang perlu diwaspadai adalah:
- Demam yang berlangsung lebih dari seminggu dan tidak turun meski sudah minum obat (demam dapat meningkat secara bertahap setiap harinya dan berlangsung hingga 3 minggu jika tidak diobati)
- Kelelahan yang berlebihan
- Sakit kepala dan nyeri sendi
- Perut kembung
- Diare atau sulit buang air besar
- Mual dan muntah
- Batuk
- Penurunan berat badan atau nafsu makan
Pengobatan penyakit tifus
Jika seseorang diduga terkena demam tifoid, disarankan untuk segera mencari pengobatan dari dokter. Pasien tipes dapat ditangani oleh dokter umum, sementara pasien anak-anak dapat ditangani oleh dokter spesialis anak.
Pengobatan demam tifoid atau tipes umumnya meliputi istirahat yang cukup, pola makan sehat (dalam kasus tertentu bisa menggunakan cairan infus jika ada keluhan sulit makan karena mual dan muntah).
Pemberian antibiotik juga dapat dilakukan, tetapi hanya berdasarkan anjuran dokter. Obat diberi berdasarkan tingkat keparahan penyakit dan sensitivitas individu terhadap antibiotik tersebut.
Cegah demam tifoid dengan vaksin!
Pencegahan merupakan langkah terbaik untuk menghindari demam tifoid atau tifus. Salah satu cara pencegahan yang dapat dilakukan yaitu mendapatkan vaksin sesuai dosis dan jadwalnya.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menganjurkan vaksin tifoid kepada anak usia 2 tahun dan diulang setiap tiga tahun sekali sejak anak usia 5 hingga berusia 18 tahun.
Selain itu, vaksin tifoid juga direkomendasikan kepada orang dewasa yang rentan terserang tifus.
Meski begitu, pemberian vaksin akan jauh lebih efektif jika dibarengi dengan upaya menjaga kebersihan lingkungan dan menerapkan pola makan sehat.
Kamu bisa mendapatkan layanan vaksin tifoid dengan tim dokter profesional dan terbaik hanya di Primecare Clinic. Segera lakukan reservasi layanan suntik vaksin tifoid di Primecare Clinic cabang terdekat. #MulaidariKamu
Primecare Clinic
Cabang Tebet
(Informasi dan pendaftaran: 0811-8906-625)
Cabang Panglima Polim
(Informasi dan pendaftaran: 0811-1958-188)
Cabang Samarinda
(Informasi dan pendaftaran: 0811-5503-567)
Keyword pencarian:
demam tifoid, vaksin, vaksin tifoid, vaksin thypoid, tifus, tipes, vaksin tifus, vaksin tipes