5 Kebiasaan yang Menurunkan Kualitas dan Kuantitas ASI
Air susu ibu (ASI) merupakan asupan terbaik bagi Si Kecil. Jangan lupa perhatikan pola hidup sehari-hari jika ingin menjaga kualitas dan kuantitas ASI, ya!
Seperti diketahui, produksi ASI baik dari segi kualitas maupun kuantitas sangat dipengaruhi oleh bagaimana gaya hidup sehari-hari. Mulai dari pola makan, aktivitas fisik, hingga tingkat stres.
Agar produksi ASI tetap terjaga kualitas dan kuantitasnya, ada beberapa kebiasaan yang sebaiknya dihindari oleh ibu menyusui. Apa saja?
1. Minum obat tanpa resep dokter
Selain nutrisi, hal lain yang juga berpengaruh terhadap produksi ASI adalah konsumsi obat-obatan. Sering kali setelah persalinan, para ibu baru mengonsumsi obat tertentu di luar resep dokter untuk mempercepat proses pemulihan.
Padahal justru kebiasaan ini berisiko memengaruhi produksinya. Jadi, pastikan ibu menyusui selalu konsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum minum obat, ya!
2. Diet ketat
Setelah melahirkan, tak sedikit ibu menyusui yang langsung berusaha diet ketat demi menurunkan berat badan. Porsi makan dikurangi secara drastis.
Tak hanya bisa mengurangi berat badan, kebiasaan ini juga bisa memengaruhi kualitas dan kuantitas ASI, lho. Produksi lama-kelamaan bisa berkurang. Tak cuma itu, kualitasnya pun bisa menurun karena asupan nutrisi dari tubuh juga sudah sedikit.
Untuk proses pemulihan dan menjaga produksi ASI, ibu menyusui justru membutuhkan asupan nutrisi yang lebih banyak, terutama dari makanan sehat seperti sayur dan buah-buahan.
3. Penurun kualitas ASI: Kebiasaan merokok
Menurut Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI), kebiasaan merokok bisa mengurangi kadar hormon prolaktin di tubuh, sehingga kemudian berefek pada penurunan produksi ASI.
Merokok juga memengaruhi LDR (let down reflects), sehingga meskipun tubuh memproduksi ASI namun tubuh lebih sulit untuk melepaskannya keluar untuk diminum oleh bayi.
Yang lebih berbahaya, kebiasaan merokok saat masa menyusui juga membuat bayi rentan kolik. Para peneliti mempercayai hal ini terjadi tidak hanya karena kandungan nikotin yang masuk ke dalam ASI, namun juga bayi sebagai perokok pasif di dalam rumah tersebut menjadi mudah gelisah dan rewel.
4. Posisi menyusui yang keliru
Saat menyusui, mempertahankan postur tubuh dan posisi yang tepat juga menjadi faktor penting. Dengan posisi yang tepat, baik ibu maupun bayi sama-sama nyaman. Bila posisi duduk atau berbaring tidak terasa nyaman, maka proses menyusui pun bisa menjadi terhambat.
Salah satu posisi menyusui yang simpel dan populer adalah posisi cradle hold. Dilansir National Health Services UK, dalam posisi ini bayi berbaring di antara lekukan lengan ibu.
Beri topangan pada seluruh tubuh bayi dengan salah satu tangan ibu. Jika perlu, ibu juga bisa menggunakan bantal atau alas di dekat lengan sebagai tumpuan.
5. Minum kopi berlebihan pengaruhi ASI
Kebiasaan lain yang sebaiknya juga diperhatikan saat menyusui demi produksi ASI yang lebih lancar adalah minum kopi atau minuman berkafein lainnya.
Sebenarnya minum kopi boleh dilakukan saat menyusui, tapi perhatikan porsinya.
Saat kafein diminum oleh ibu menyusui, maka sekitar kurang dari 1 persennya akan masuk ke dalam ASI. Dilansir Australian Breastfeefing Association, jumlah ini pun akan terakumulasi sekitar satu jam setelah diminum.
Mulai saat ini, yuk mulai perhatikan lagi kebiasaan-kebiasaan tersebut demi kelancaran produksi ASI dan kesehatan Si Kecil. Jangan ragu konsultasi ke dokter laktasi jika punya masalah terkait produksi ASI atau kelancaran menyusui lainnya.
Di Primecare Women and Children, ibu menyusui bisa konsultasi seputar laktasi bersama tim dokter yang profesional dan terpercaya. Yuk, segera jadwalkan dari sekarang dengan cara hubungi kami melalui kontak di bawah ini:
Primecare Women & Children
Cabang Tebet
(Informasi dan pendaftaran: 0811-8906-625)
dr. Lina Maulida
Senin s/d Jumat, 13.00-15.00
Cabang Panglima Polim
(Informasi dan pendaftaran: 0811-1958-188)
dr. Ameetha Drupadi, CIMI
Senin s/d Jumat 15.00-selesai
Sabtu & Minggu (dengan perjanjian)
*(Dokter Spesialis dengan Perjanjian)
**Libur pada hari besar dan tanggal merah