Kenali Gejala Hepatitis B pada Anak dan Cara Pencegahannya
Tak hanya orang dewasa, penyakit hepatitis B juga dapat menyerang anak-anak. Gejala hepatitis B pada anak pun perlu diketahui oleh para orang tua, agar bisa mengenali dan segera diperiksakan ke dokter jika ada.
Menurut laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), anak dengan hepatitis B di Indonesia paling sering tertular dari ibunya. Sebagian kecil mendapat infeksi dari orang di sekitarnya, terutama yang tinggal serumah.
Bayi yang terkena hepatitis B saat lahir 95% membawa terus virus hepatitis B tersebut dan menjadi kronis. Bila menjadi kronis, anak dapat mengalami kanker hati atau pada saat dewasa dapat terjadi sirosis hati.
Seorang anak yang dicurigai menderita hepatitis B perlu melakukan tes darah. Pemeriksaan yang dapat menunjukkan anak menderita hepatitis B adalah HBsAg. Bila HBsAg positif, anak tersebut membawa virus hepatitis B.
Dari hasil tersebut, dokter akan memeriksa tanda dan gejala lain dari hepatitis B untuk menegakkan diagnosis jika diperlukan.
Gejala hepatitis B pada anak
Biasanya gejala hepatitis B pada anak muncul dalam waktu sekitar 25 hingga 180 hari setelah paparan virus terjadi. Beberapa gejala paling umum dari anak yang terkena hepatitis B antara lain:
- Kehilangan selera makan
- Mual dan muntah
- Nyeri sendi
- Demam ringan
- Urine berwarna gelap dan feses berwarna terang
- Gatal atau ruam pada kulit
- Kulit dan mata yang menguning (jaundice)
- Mudah lelah
- Nyeri perut di daerah hati (sisi kanan atas)
Jika Si Kecil tampak memiliki gejala-gejala tersebut, jangan ragu untuk segera melakukan konsultasi dengan dokter, ya!
Penularan hepatitis pada anak
Anak dengan hepatitis B mengalami peradangan pada bagian hati yang disebabkan oleh paparan virus hepatitis B (HBV). Virus ini mudah menular melalui cairan pada tubuh yang terkontaminasi darah pengidap hepatitis B.
Virus hepatitis B mampu bertahan hidup di luar tubuh manusia beberapa hari setelah terkontaminasi. Pada saat itulah, virus menyebar pada beberapa orang yang bersentuhan dengan barang yang terkontaminasi virus tersebut.
Tidak hanya orang dewasa, hepatitis B dapat ditularkan juga kepada anak-anak. Salah satunya penularan dapat melalui ibu hamil yang mengalami hepatitis B kepada bayinya. Hal ini terjadi ketika proses persalinan berlansung.
Selain itu, anak yang tinggal satu rumah dengan pengidap hepatitis B juga sangat rentan terpapar HBV. Sebaiknya perhatikan kondisi lingkungan sekitar anak dari penyakit yang mudah menular agar kesehatannya.
Pencegahan hepatitis B
IDAI menegaskan bahwa sampai saat ini tingkat keberhasilan pengobatan untuk hepatitis B masih rendah. Oleh sebab itu, yang penting adalah tindakan pencegahan agar anak jangan sampai terkena hepatitis B.
Berikan vaksinasi hepatitis B sedini mungkin, dianjurkan sebelum bayi berusia 12 jam. Hal ini penting diperhatikan supaya jangan sampai virus masuk lebih dahulu daripada pemberian vaksin hepatitis B. Pada ibu hamil dengan hepatitis B, bayi selain vaksin perlu juga mendapatkan immunoglobulin hepatitis B pada usia kurang dari 12 jam pada paha yang berbeda.
Namun perlu diingat, vaksinasi hepatitis B tidak bertahan dalam waktu yang cukup lama. Maka dari itu, ketika dewasa pemberian vaksin hepatitis B perlu diulang untuk mencegah infeksi penyakit datang.
Yang tak kalah penting, pastikan anak paham prinsip perilaku hidup bersih dan sehat. Termasuk salah satunya rajin cuci tangan secara menyeluruh, misalnya setelah dari toilet. Ajak anak untuk tidak berbagi penggunaan barang pribadi dengan orang lain, seperti sikat gigi, sendok, dan gelas yang secara mudah dapat mentransfer air liur dari orang yang terinfeksi.
Nah, orang tua dapat melakukan konsultasi tentang kesehatan anak dengan dokter spesialis terpercaya dari Primecare Clinic. Yuk, segera jadwalkan konsultasi dari sekarang dengan cara hubungi kami melalui kontak di bawah ini:
Primecare Women & Children
Layanan Rawat Jalan:
Senin – Minggu*
08.00 – 21.00
+62 811-1958-188
*(Dokter Spesialis dengan Perjanjian)
**Libur pada hari besar dan tanggal merah