Bolehkah Orang dengan Riwayat Sakit Maag Berpuasa?

Bagi sebagian orang yang memiliki riwayat sakit maag, puasa bisa menjadi tantangan tersendiri. Perlu pengaturan menu dan porsi makan sahur yang tepat, supaya tidak memicu kekambuhan saat puasa.
Sakit maag atau yang dikenal juga sebagai gastritis adalah peradangan pada lapisan lambung yang dapat menyebabkan gejala seperti nyeri perut, rasa terbakar, mual, atau muntah.
Sakit maag sering kali dipicu oleh pola makan yang tidak teratur, stres, konsumsi makanan pedas, atau minuman berkafein yang berlebihan.
Amankah puasa bagi pengidap sakit maag?
Bagi sebagian besar penderita maag, berpuasa masih dimungkinkan asalkan mereka melakukan beberapa penyesuaian. Terutama berkaitan dengan pemilihan menu dan porsi sahur.
Selain itu, perlu dicatat bahwa kondisi kesehatan seseorang dapat memengaruhi kemampuan mereka untuk menjalankan puasa dengan lancar.
Jika memiliki riwayat sakit maag, maka harus berhati-hati agar gejala maag tidak kambuh atau semakin parah selama berpuasa. Biasanya ditandai dengan munculnya gejala seperti rasa sakit, nyeri ulu hati, atau rasa terbakar pada perut.
Apa yang perlu diperhatikan?
Perlu diketahui bahwa beberapa faktor berikut dapat memengaruhi apakah puasa dapat berisiko bagi kesehatan lambung:
Jarak waktu antara sahur dan berbuka
Makanan yang dikonsumsi di waktu sahur dan berbuka akan memengaruhi kondisi perut. Terlalu lama perut kosong atau makan terlalu cepat dapat meningkatkan risiko munculnya gejala maag.
Jenis makanan yang dikonsumsi
Makanan pedas, berlemak, atau terlalu asam dapat memicu iritasi pada lambung, sementara makanan yang lebih ringan dan alami dapat lebih mudah dicerna tanpa menambah beban pada lambung.
Kondisi tubuh secara keseluruhan
Jangan abaikan pentingnya menjaga kondisi tubuh secara keseluruhan. Perhatikan tingkat stres, pola tidur, dan jumlah asupan cairan. Ini juga dapat memperburuk gejala maag.
Tips berpuasa bagi penderita maag
Apabila memiliki riwayat penyakit maag, berikut beberapa tips yang dapat dilakukan untuk aman menjalani puasa:
Atur porsi makan
Saat berbuka puasa, hindari langsung makan dalam porsi besar sekaligus. Kebiasaan ini dapat meningkatkan tekanan pada lambung dan memicu refluks asam.
Sebaiknya cobalah untuk makan dalam porsi kecil dan lebih sering selama waktu berbuka. Sebagai contoh, mulai dengan makan kurma dan minum air putih, kemudian dilanjutkan dengan makanan berat setelah beberapa menit.
Hal ini dapat membantu lambung mencerna makanan secara lebih bertahap.
Sahur dengan menu sehat bergizi
Sahur adalah waktu makan yang sangat penting untuk persiapan berpuasa. Pilihlah menu yang tidak memicu iritasi pada lambung, seperti:
- Karbohidrat kompleks (nasi merah, oatmeal, atau roti gandum).
- Protein rendah lemak (telur rebus, daging ayam tanpa kulit, atau ikan).
- Sayuran dan buah-buahan (timun, wortel, atau pisang).
Hindari makanan pedas, berlemak, atau asam, karena berisiko dapat mengiritasi lambung. Jangan lupa, pastikan untuk cukup minum air putih yang cukup saat sahur guna mencegah dehidrasi.
Hindari minuman berkafein dan beralkohol
Saat sahur maupun berbuka, sebaiknya hindari konsumsi minuman berkafein, seperti kopi dan teh. Selain itu, minuman beralkohol juga perlu dihindari karena dapat merangsang produksi asam lambung yang berlebihan
Konsumsi obat sesuai anjuran dokter
Jika memang memiliki obat yang perlu dikonsumsi teratur oleh dokter, maka patuhi sesuai aturan yang diberikan.
Beberapa obat maag dapat membantu mengurangi produksi asam lambung atau melindungi dinding lambung dari iritasi.
Kapan perlu konsultasi ke dokter?
Meskipun banyak pengidap maag yang bisa berpuasa dengan aman, ada beberapa kondisi yang memerlukan perhatian medis lebih lanjut. Termasuk jika mengalami gejala maag yang berat atau tidak terkendali, seperti nyeri perut parah atau muntah darah.
Apabila terjadi demikian, jangan tunda untuk segera konsultasi dengan dokter untuk penanganan lebih lanjut. Nantinya dokter juga dapat memberikan rekomendasi apakah aman untuk lanjut berpuasa atau tidak.