Apa Saja yang Perlu Kamu Ketahui tentang Pap Smear?

side-view-doctor-holding-anatomic-model.jpg

Pap smear adalah prosedur medis yang digunakan untuk mendeteksi perubahan sel pada leher rahim (serviks) yang dapat menjadi tanda awal kanker serviks.

Ya, tes ini bertujuan untuk mendeteksi sel-sel abnormal yang dapat menunjukkan infeksi, peradangan, atau perubahan pra-kanker. Deteksi dini memungkinkan pengobatan yang lebih efektif jika memang ditemukan ada infeksi.

Meski penting, masih banyak wanita yang enggan untuk melakukannya. Kenapa ya?

Salah satu alasannya karena khawatir prosedur yang dilakukan akan menimbulkan rasa sakit. Ada juga yang takut menerima hasil buruk.

Apa saja hal-hal penting yang perlu kamu pahami tentang prosedur ini? Simak dalam ulasan berikut ini!

Bagaimana prosedur pap smear?

Sebelum prosedur, pasien disarankan untuk tidak melakukan hubungan seksual, menggunakan produk vaginal, atau melakukan douching selama 24 jam sebelumnya untuk memastikan hasil yang akurat.

Pasien akan diminta untuk berbaring di tempat pemeriksaan dengan kaki diletakkan di penyangga kaki. Kemudian dokter akan memasukkan spekulum (alat untuk membuka dinding vagina) ke dalam vagina. Ini mungkin terasa sedikit tidak nyaman, tetapi seharusnya tidak menyakitkan.

Menggunakan spatula atau sikat kecil, dokter akan mengambil sampel sel dari permukaan serviks. Proses ini cepat dan biasanya hanya berlangsung beberapa detik.

Setelah sampel diambil, spekulum akan dikeluarkan. Lalu dokter akan memberikan instruksi tentang aktivitas yang perlu dihindari dan kapan hasil tes dapat diberikan.

Kapan pap smear mulai bisa dilakukan?

Seorang wanita disarankan untuk melakukan pemeriksaan ini mulai pada usia 21 tahun atau setelah aktif secara seksual. Kemudian dilanjutkan secara berkala setiap 3 tahun atau bergantung pada rekomendasi dokter.

Adakah efek sampingnya?

Pap smear umumnya dianggap aman dan tidak memiliki efek samping yang serius. Namun tidak menutup kemungkinan ada beberapa keluhan seperti ketidaknyamanan, terutama saat prosedur dilakukan.

Kram juga dapat terjadi setelah prosedur, tetapi ini umumnya tidak berlangsung lama.

Jika mengalami gejala yang tidak biasa atau berkepanjangan setelah tindakan, penting untuk menghubungi dokter untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut.

Tapi perlu dipahami bahwa sebagian besar wanita tidak mengalami efek samping yang signifikan.

Apakah masih perlu vaksin HPV sesudahnya?

Ya, vaksin HPV tetap penting. Salah satu alasannya yakni untuk pencegahan infeksi HPV.

Vaksin dapat melindungi dari infeksi tipe HPV yang paling berisiko tinggi menjadi penyebab kanker serviks dan beberapa jenis kanker lainnya, bahkan jika sudah melakukan pap smear.

Pahami juga bahwa pap smear hanya mendeteksi sel-sel abnormal yang sudah ada, tetapi vaksin dapat membantu mencegah infeksi di masa depan.

Vaksin HPV juga dapat melindungi terhadap kanker vulva, vagina, dan orofaring (area tenggorokan).

Jadi untuk memaksimalkan menjaga kesehatan wanita, terutama dalam pencegahan kanker serviks, jangan lupa untuk melakukan pap smear dan vaksinasi HPV, ya!

Kesimpulan

Pap smear dapat mendeteksi perubahan sel abnormal pada serviks yang dapat menjadi tanda kanker serviks atau kondisi pra-kanker.

Tindakan ini juga membantu dalam memantau kesehatan reproduksi secara keseluruhan dan mengidentifikasi infeksi atau masalah lainnya. Segera dapatkan layanan pap smear dan vaksin HPV dengan tim dokter berpengalaman hanya di Primecare Clinic.

Keyword pencarian:

pap smear, kanker serviks, vaksin hpv, hpv

Copyright by PT. Layanan Medika Pratama 2024. All rights reserved.